Free Like's Bird

WELCOME TO MY BLOG!!
doozo yoroshiku :D

Sabtu, 18 Desember 2010

Cerbung 1

Pagi hari,seorang gadis kecil keturunan asli darah uciha bangun dari tidur nya dia lalu beranjak dari tempat tidurnya,dan membuka jendela kamarnya sambil berteriak "Ohayou gozaimasu!"
Dari sini kehidupan seorang anak keturunan darah asli uciha dimulai.

Namaku Ino Uciha Dorii,aku sangat hobi belajar dan bermain..
hampir tiap pagi aku tidak pernah melewatkan minum greentea buatan ibuku,bersama kakaku yukiko uciha dorii
aku diajarkan berbagai hal dari shuriken sampai ninjutsu oleh kakaku..
dari akademik aku sudah bercita2 ingin menjadi shinigami dan shinobi yang disegani oleh semua orang,aku ingin menunjukkan kepada seluruh orang bahwa kau mampu untuk menjadi apa yang aku inginkan. Dari dulu kakakku sangat hebat! di saat umurnya 6 tahun dia sudah dpat melakukan shurikken dengan baik dan pada saat umur 12 dia menjadi jounin termuda di desaku...
aku sangat ingin menjadi lebih hebat dari kakakku!
aku tidak mau kalah darinya!!

oh iya,aku tinggal di rumah bersama keluargaku..
aku tinggal di desa kirin,dari sini aku memulai perjalananku sebagai shinobi yang hebat
sekarang aku berumur 6 tahun!
aku sudha memasuki sekolah akademik...dari sini aku belajar ninjutsu2,selama belajar aku tidka begitu sering mendapat kesulitan..
ini semua sebab pertolongan kakakku

Siang hari sesampai aku di rumah setelah bermain bersama teman2 ku di lapangan aku bertemu dengan seorang gadis yg sepertinya seumuran denganku..
aku melihatnya sedang menangis di bawah pohon bunga sakura yg padat akan keindahan warna pink itu dnegan langkah yg pelan aku pergi ke arah anak itu sebelum aku akan menyentuh pundak nya iya sudah menengok dahulu ke belakang
lalu dia berkata sambil mengelap air matanya dengan tangannya "kamu siapa?"
aku dengan suara aga serak menjawab "aku ino uciha dorii" lalu gadis itu terdiam sebentar dan dengan tiba2 dia menanyakan ku begini "apakah kamu mau menjadi temanku?" aku pun bingung sambil berkata dalam hati:: apa yg dia bilang?ko aneh banget?:: begitu pikirku
dan aku pun langsung menjawab"ohh tentu saja,dengan senang hati"
lalu dia menjawab aku bernama "karin uciha okina,senang berkenalan dengan mu" (dia menundukkan kepalanya)
aku pun tercengan sebentar,lalu aku mengambil napas perlahan sambil bilang" e-e-ehh,berarti kita satu keuturnan dong?' (dengan wajah heran aku bertanya pada gadis itu)
lalu ia pun menjawab"iya,tapi kamu bisa panggil aku karin dan aku akan memanggil mu ino-chan! doozo yoroshiku!" sekali algi gadis itu menundukkan kepala
aku pun heran,lalu perlahan aku mengambil sikap dna menjawab"tentu saja dengan senang hati,tapi kamu yang pertama kali memanggilku ino-chan,lhoo!!'
lalu dia pun menjawab"dengan senang hati,ku harap panggilan itu yg akan membuat kita menjadi sahbat selamanya"
kata2 gadis itu benar2 menusuk kedalam hatiku,pada saat detik itu dia mengatakan pola pikir langsung berubah secara otomatis dan berpikir bahwa "INI KAH YG DI MAKSUD PERSAHABATAN?' sungguh pada detik itu aku tercengan melihat senyum manis gadis itu yg terlihat sangat bahagia saat aku menerima berteman denganya
sejenak setelah beberapa saat gadis itu pamit kepadaku,dia bilang"ino-chan~ aku tunggu besok di sekolaah!! ingat yaaa!! panggil aku karin atau rin sajaaa" dnegan wajah tersenyum smabil melambaikkan tangan
dan pada detik itu,aku baru bisa merasakan arti persahabatan

Esok setelah kejadian itu aku bernjak dari tempat tidur dan sadar bahwa kejadian kemarin itu kenyataan bukan mimpi,aku punya turun ke bawah menuju ruang tamu saat akan sesampai ku di sana aku melihat seorang gadis kecil yang sepertinya ku kenal sedang duduk di teras depan rumahku lalu ibuku lwat sambari menyapa "ehh,inoo kamu kok baru bangun??tuh teman kamu nyariin kamu dari tadi looh"
aku pun terdiam sambil memegang segelas green tea yg masih panas dengan muka heran dan ingin tahu aku pergi ke arah anak itu saat aku sekitar 20 cm sebelum sampai tepat di sebelahnya dia berkata sambil melihat ke arahku "ino-chan! ohayou!" dia tersenyum pada
aku pun ingat bahwa kemarin aku bener2 telah memiliki seorang SAHABAT
aku pun menyapa nya kembali "ehh,kamu karin yah?"
katanya smabil tersenyum "yaa,ini aku ino-chan! ^^"
aku pun meneguk green tea sambil duduk di samping karin "umm,maaf membuatmu menunggu lama yah'
katanya sambil tersenyum lembut "yaa,ga pp kok"
aku pun bertanya padanya "rin,kamu kemarin kenapa menangis?"
kata karin sambil menatapi bunga sakura yg berguguran dari phon"aku menangis karna sebentar lagi musim gugur.." katanya berhenti seperti sedang menghayati akan sesuatu yg ingin dibicarakannya
aku pun melihatnya sambil berkata"lalu apa yg akan terjadi pada saat musim gugur?"
kata karin"pada saat musim gugur itu,adalah musim yang paling ku benci di dalam musim itu semua peristiwa yg membuat keluargaku siang terdapat pada musim itu"
aku pun terdiam sambil melihat guguran bunga sakura"jadi maksud mu...musim gugur adalah musim sial untuk mu?"
kta karin" ya,semua keluargaku sibuk sehingga aku tidak diperdulikkan..mereka sibuk dengan kegiatan mereka demi keluarga padahal aku lebih senang kalau mereka saling menyapa"
aku pun mengambil tindakan yg spontan"bolehkah aku mengetahui lebih banyak tentang mu,karin/" tanyaku dengan suar lembut
jawabnya"tentu saja ino-chan! dengan senang hati" wajahnyakembali tersenyum lembut seperti kemarin..
aku pun ijin ke kamar untuk mengganti baju dan bersiap2 untuk main ..

(lanjutanya di cerbung 2 )

Tokyo XD

Tokyo (東京; Tōkyō, harafiah: ibu kota timur) adalah ibu kota Jepang sekaligus daerah terpadat di Jepang, serta daerah metropolitan terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduknya (33.750.000 di perkotaan dan sekitarnya).

Sekitar 12 juta orang tinggal di Tokyo dan ratusan ribu lainnya berpulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk bekerja dan berbisnis di Tokyo. Tokyo adalah pusat politik, ekonomi, budaya dan akademis di Jepang serta tempat tinggal kaisar Jepang dan kursi pemerintahan negara, dan sekaligus merupakan pusat bisnis dan finansial utama untuk seluruh Asia Timur.

Tokyo mempunyai jauh lebih sedikit gedung pencakar langit dibandingkan dengan kota lain yang seukurannya karena peraturan konstruksi gempa buminya. Bangunan di Tokyo kebanyakan terdiri dari apartemen tingkat rendah (6 hingga 10 lantai) dan rumah keluarga yang sempit. Tokyo juga merupakan lokasi sistem transportasi massal paling kompleks di dunia, dan terkenal akan jam-jam sibuknya yang padat.

Tokyo secara harafiah berarti "ibu kota timur" dalam bahasa Jepang, arti yang berlawanan dengan ibu kota lama di barat, Kyoto, yang dinamakan "saikyo", berarti "ibu kota barat" untuk jangka waktu yang pendek pada abad ke-19. Hingga tahun 1870-an, Tokyo bernama "Edo". Ketika pusat kekaisaran berpindah dari Kyoto ke Edo, namanya pun diganti.Festival Film Internasional Tokyo (東京国際映画祭 ,Tōkyō Kokusai Eiga-sai?), disingkat TIFF (Tokyo International Film Festival) adalah festival film yang diadakan setahun sekali setiap bulan Oktober di Tokyo, Jepang. Festival diselenggarakan di lokasi utama Roppongi Hills (distrik Minato), kompleks Bunkamura (distrik Shibuya), dan berbagai gedung bioskop di Tokyo.

Festival ini diakui FIAPF (Federasi Internasional Asosiasi Produser Film) sebagai festival film yang bersifat kompetitif untuk film layar lebar dengan masa putar standar. Penyelenggara festival adalah UniJapan (Zaidan Hōjin Nihon Eizō Kokusai Shinkō Kyōkai). Ketua penyelenggara bernama Tsuguhiko Kadokawa yang menjabat direktur utama sekaligus CEO Kadokawa Group Holdings.

Festival Film Internasional Tokyo memberikan penghargaan dalam 4 kategori: Kompetisi, Film Asia-Timur Tengah Terbaik (Winds of Asia-Middle East), Japanese Eyes, dan Penghargaan Akira Kurosawa.[1] Hadiah utama untuk kategori Kompetisi bernama Tokyo Sakura Grand Prix dengan hadiah uang sebesar 50 ribu dolar AS. Selain itu, festival juga memberikan penghargaan Film Pilihan Dewan Juri, Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik, Aktor Terbaik, dan Kontribusi Artistik Terbaik.Festival diadakan pertama kali pada tahun 1985 dengan Ran karya Akira Kurosawa sebagai film pembuka. Hingga penyelenggaraan ketiga kalinya pada tahun 1989, festival masih diadakan setiap dua tahun sekali. Pada waktu itu, festival mengambil tempat di gedung-gedung bioskop distrik Shibuya, Tokyo. Festival ini sekarang telah menjadi salah satu dari 12 festival film terbesar di dunia[2], sekaligus salah satu dari 3 ajang kompetisi film terbesar Asia bersama-sama dengan Festival Film Internasional Hong Kong dan Festival Film Internasional Pusan.

Pada penyelenggaraan tahun 1994, lokasi festival film dipindahkan ke Kyoto untuk memperingati perayaan 1200 tahun berdirinya kota Kyoto, dan diberi nama Festival Film Internasional Kyoto. Sejak tahun 2005, festival ini juga menyelenggarakan acara untuk kategori Anime dengan nama "Akihabara Enta-Matsuri" (Festival Hiburan Akihabara) di distrik Akihabara.Festival Yosakoi (よさこい祭り ,Yasakoi Matsuri?) adalah festival tari Yosakoi yang diadakan setiap tahunnya di kota Kochi, Prefektur Kochi pada 9 Agustus hingga 12 Agustus. Festival berlangsung selama 4 hari, dan berpuncak pada pentas utama 10 Agustus dan 11 Agustus. Malam sebelum pentas utama (9 Agustus) dimeriahkan oleh pesta kembang api, dan 12 Agustus adalah hari kompetisi nasional.

Yosakoi adalah tari dengan ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Tari ini berkembang sebagai bentuk modern tari musim panas Awa Odori. Sambil menari, di kedua belah tangan, penari pria dan wanita segala umur membunyikan perkusi dari kayu yang disebut naruko. Mulanya, naruko dipakai untuk mengusir burung-burung di sawah, namun sekarang menjadi pelengkap tari.

Penari dalam satu kelompok mengenakan kostum berupa happi atau yukata. Kostum dan musik dipilih sesuai selera masing-masing kelompok yang berusaha tampil seunik mungkin. Musik pengiring tari dapat merupakan campuran musik daerah (minyō) dicampur dengan musik rock, samba, disko, enka, atau genre musik yang lain sesuai selera, namun harus memasukkan melodi "Yosakoi Naruko Odori".

Kelompok penari Yosakoi menari di jalan utama kota Kochi (Otesuji), alun-alun kota, dan pusat perbelanjaan Obiyamachi. Di dalam kota setidaknya disediakan 9 lokasi kompetisi tari dan 6 lokasi pentas. Festival ini dimeriahkan sekitar 19.000 peserta dalam 170 kelompok penari.[1] Sejumlah peraturan yang mengatur para peserta, misalnya pembatasan jumlah penari dalam satu kelompok (di bawah 150 orang), ukuran panggung di truk bak terbuka (jigatasha), dan keharusan membawa naruko sewaktu menariAsal usul kata Yosakoi adalah Yosakoi (夜さ来い ?) yang berarti datanglah kau malam ini. Menurut kisah lain, kata Yosakoi berasal dari seruan para pekerja bangunan ketika membangun Istana Kōchi di masa pemerintahan Yamauchi Katsutoyo (1596-1615). Mereka menyerukan "Yoisho koi, yoisho koi" agar bersemangat ketika mengangkati bahan bangunan.[3]

Kisah cinta zaman Edo (1771-1776) antara aktor kabuki Ikushima Shingorō dan wanita Ōoku bernama Nakaejima diangkat sebagai lagu minyō berjudul "Ejimabushi". Lagu tersebut terkenal di seluruh negeri, dan dijadikan lagu pengiring Bon Odori di Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi).[4] Istilah Yosakoi (夜さ来い ?) pastinya bukanlah dialek Tosa. Orang Kōchi menyebut malam sebagai ban (晩 ?), sementara kiya atau kiiya (来や ?) untuk datanglah.[3]

Kemungkinan lain, kata yosari koi (夜さり来い ?, datanglah malam ini) asal bahasa Jepang kuno abad ke-9 berubah menjadi yosakoi[3], dan dimasukkan ke dalam lirik minyō berjudul Yosakoi Bushi.[4]Festival Yosakoi pertama kali diadakan pada 10 Agustus-11 Agustus 1954 di kota Kochi. Peserta festival waktu itu berjumlah 750 penari yang tergabung dalam 21 kelompok.[1] Sebelumnya, tari Yosakoi pertama kali dipentaskan di muka umum sebagai tari kreasi baru pada Pameran Dagang dan Industri Prefektur Kochi, Maret 1950.[5] Pada penyelenggaraan ke-30 tahun 1984, penari yang ikut serta sudah mencapai 10.000 orang.[1]

Di Sapporo, Hokkaido pada Juni 1992[6] diadakan Festival Yosakoi Sōran yang pertama. Festival Yosakoi Sōran adalah festival tari Yosakoi yang pertama diadakan di luar Prefektur Kochi. Pada penyelenggaraan pertama, festival di Sapporo sudah diikuti sekitar 1.000 penari dalam 10 kelompok. Sejak ada festival di Sapporo, berbagai festival Yosakoi mulai diselenggarakan di berbagai tempat di Jepang. Total penari di festival Yosakoi Sapporo bahkan melebihi jumlah penari Festival Yosakoi di tempat asalnya. Festival Yosakoi Sōran tahun 2008 menampilkan sekitar 33.000 penari dalam 330 kelompok, dan dihadiri sekitar 2 juta penonton. Festival tari Yosakoi terbesar lainnya diadakan di Sendai (Festival Michinoku Yosakoi), Tokyo (Super Yosakoi), dan Nagoya (Nippon Domannaka Matsuri).Dari Festival Yosakoi di Prefektur Kochi, Yosakoi telah menjadi salah satu bentuk modern tari musim panas yang ditarikan di berbagai tempat di Jepang, dan bahkan hingga ke luar negeri.

* Festival Yosakoi Sōran, Sapporo (pertengahan Juni)
* Festival Yosakoi Michinoku, Sendai (awal Oktober)
* Utsukushima Yosakoi Matsuri, Prefektur Fukushima (pertengahan September)
* Kiryū Yagibushi Matsuri, Kiryū (awal Agustus)
* Harajuku Omotesandō Genki Matsuri Super Yosakoi, Shibuya, Tokyo (akhir Agustus)
* Sakado Yosakoi, Sakado, Prefektur Saitama (akhir Agustus)
* Yosakoi in Oidensai, Toyokawa, Prefektur Aichi (akhir Mei)
* Noto Yosakoi Matsuri, Nanao, Prefektur Ishikawa (awal Juni)
* Nippon Domannaka Matsuri, Nagoya (akhir Agustus)
* Shizuoka Odakkui Matsuri, Shizuoka (akhir September)
* Yosakoi Tōkaidō, Numazu, Prefektur Shizuoka (awal November)
* Nagahama Azai Appare Matsuri, Nagahama, Prefektur Shiga (akhir Agustus)
* Festival Yosakoi Odorunya Kishū, Wakayama (pertengahan Agustus)
* Festival Yosakoi Sasebo, Sasebo (akhir Oktober)
* Festival Yosakoi Surabaya, Surabaya, Indonesia (akhir Juli)[7]

Kyoto

KyotoSound dengarkan. (京都市 ,Kyōto-shi?) adalah kota yang terletak di Pulau Honshu, Jepang. Kota ini merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Kyoto memiliki banyak situs bersejarah dan merupakan ibu kota Prefektur Kyoto.

Ibu kota istana (tojō) bernama Heian-kyō ditetapkan sebagai ibu kota pada tahun 974. Sebagai ibu kota (miyako), Heian-kyō menjadi pusat pemerintahan dan budaya Jepang. Pada masa itu, ibu kota disebut kyō no miyako yang selanjutnya berubah menjadi Kyoto. Di zaman dulu, Kyoto juga disebut Kyōraku, Rakuchū, atau Rakuyō. Penamaan seperti ini mengikuti kebiasaan di Tiongkok yang memiliki ibu kota di Rakuyō (Luoyang)

Festival : Ringkas

* Aoi Matsuri - Festival ini juga dikenal dengan nama Kamo Matsuri, dan diadakan di Kuil Kamigamo dan Shimogamo. Festival ini dimulai sejak masa Kaisar Kinmei (sekitar 1400 tahun lalu).
* Gion Matsuri - Festival ini diselenggarakan pada tanggal 1 - 31 Juli setiap tahunnya. Festival ini merupakan salah satu dari tiga festival terbesar di Jepang, selain Kanda Matsuri di Tokyo dan Tenjinmatsuri di Osaka. Bagian utama dari festival ini adalah upacara mikoshiarai(pencucian kuil mini yang dapat dipindahkan), yang berlangsung pada tanggal 10 - 24.
* Jidai Matsuri - Festival ini diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya. Festival ini bersamaan dengan masa-masa wisata di musim gugur, dan dimulai sejak tahun ke-28 dari zaman Meiji (1895) untuk merayakan 1100 tahun Heian Sento (pemindahan ibukota).
* Gozan no Okuribi - Pada festival yang berlangsung pada 16 Agustus petang hingga malam ini, api yang membentuk aneka karakter Jepang dan simbol kebudayaan ini menyala di gunung-gunung yang mengelilingi kota Kyoto.

Sejarah Kyoto

Sejarah Kyoto dimulai sejak Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) memindahkan ibu kota dari Nagaoka-kyō ke Heian-kyō, akibat Fujiwara Tanetsugu yang menjadi penanggung jawab pembangunan Nagaoka-kyō tewas dibunuh. Ada penjelasan yang mengatakan ibu kota harus dipindahkan ke Kyoto untuk mengatasi pengaruh agama Buddha di Nara yang kekuatannya terpusat di sejumlah kuil-kuil yang disebut Nanto-jiin(南都寺院). Penjelasan lain mengatakan ibu kota perlu dipindahkan dari ibu kota kekaisaran milik garis keturunan Kaisar Temmu ke ibu kota baru untuk kaisar dari garis keturunan Kaisar Tenji.

Heian-kyō dibangun dengan mematuhi prinsip feng shui. Kyoto dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Di sebelah timur terdapat Sungai Kamo, di sebelah barat terdapat Sungai Katsura yang alirannya meliuk-liuk ke sebelah selatan. Istana didirikan di tengah kota dan wilayah kota dibagi ke dalam blok-blok berbentuk persegi empat meniru model ibu kota istana di Tiongkok. Di tengah-tengah kota terdapat jalan raya utara-selatan bernama Suzaku-Ōji yang sekarang menjadi Jalan Senbon-dōri. Gunung Funaoka menjulang di sebelah utara.

Ekonomi Heian-kyō berkembang dengan pesat karena sistem politik Ritsuryō-sei yang sudah tidak dipraktekkan lagi. Pusat kota berada di sekitar sungai Kamo dan Daidairi-Gosho.

Pada zaman Kamakura, peran Kyoto sebagai kota pemerintahan mulai pudar karena pusat kekuasaan politik pindah ke Kamakura, namun peran Kyoto sebagai pusat perekonomian semakin kuat.

Perang Jōkyu yang dimenangkan Keshogunan Kamakura membuka kesempatan bagi pemerintah Keshogunan Kamakura untuk membangun kantor pemelihara keamanan yang disebut Rokuhara Tandai di Kyoto. Kantor tersebut antara lain digunakan untuk memata-matai kegiatan kaum bangsawan istana. Pada akhir zaman Kamakura, Rokuhara Tandai dihancurkan oleh Ashikaga Takauji. Setelah kejatuhan pemerintah Keshogunan Kamakura, Kaisar Go-Daigo memulihkan kekuasaan ke tangan kaisar (Restorasi Kemmu). Sistem pemerintahan yang baru ternyata mengundang ketidakpuasan di kalangan samurai. Akibatnya, Ashikaga Takauji berontak melawan kaisar dan mendirikan pemerintahan Istana Utara. Peristiwa ini menandai dimulainya zaman Namboku-chō.

Pada zaman Muromachi, Keshogunan Muromachi kembali menetapkan Kyoto sebagai ibu kota pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, Kyoto mencatat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada zaman ini lahir tradisi pemerintahan kota oleh warga kota yang dipimpin pengusaha sukses yang berpengaruh.

Shogun Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman mewah yang bernama Hana-no-Gosho di wilayah Kitakoji, Muromachi (sekarang di distrik Kamigyō). Hana-no-Gosho yang menjadi tempat tinggal keluarga Ashikaga Yoshimitsu habis terbakar di masa Perang Ōnin (1467-1477). Shogun Ashikaga Yoshimitsu tinggal di Kitakoji Muromachi, sehingga dikenal sebagai Muromachi-dono (Tuanku Muromachi).
Kyoto-map-c1940-after-Maraini.jpg

Di masa Perang Ōnin yang mengawali zaman Sengoku, sebagian besar kota Kyoto sudah habis terbakar.Keadaan kota Kyoto menjadi lebih terpuruk setelah berulang kali dilanda peperangan. Sepanjang zaman Sengoku, Kyoto dijadikan kota benteng. Wilayah Kamigyō dan Shimogyō dipisahkan parit pertahanan yang disebut O-kamai (御構). Parit yang mengelilingi masing-masing wilayah digali untuk memisahkan wilayah Kamigyō yang dikuasai Pasukan Timur (Higashi-gun) dan wilayah Shimogyō yang dikuasai Pasukan Barat (Nishi-jin). Selain itu, Kamigyō dan Shimogyō juga dipisahkan oleh ladang-ladang. Jalan yang menghubungkan Kamigyō dan Shimogyō disebut Jalan Muromachi-dōri.

Kyoto bangkit di bawah perlindungan Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan warga kota yang berpengaruh. Ibu kota kembali dibangun dalam skala besar di bawah pimpinan Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi membangun rumah kediaman resmi yang disebut Jurakudai dan kompleks kediaman samurai. Selain itu, Hideyoshi mengumpulkan kuil-kuil agama Buddha yang tersebar di banyak tempat di dalam satu kawasan khusus, memperbaiki istana kaisar, dan kawasan kediaman para bangsawan. Tata kota yang terencana rapi masih bisa dilihat hingga sekarang di Kyoto.

Peran Kyoto sebagai "ibu kota" tidak berubah walaupun di abad ke-17, ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Edo. Kyoto semakin makmur sebagai kota perdagangan, menempati urutan ketiga setelah Edo dan Osaka, dan jumlah penduduk bertambah mencapai setengah juta orang.

Prefektur Kyoto didirikan setelah Restorasi Meiji. Selanjutnya Kyoto dibagi menjadi dua distrik, distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō. Pada tahun 1889, kota Kyoto didirikan sebagai penggabungan distrik Kamigyō dan distrik Shimogyō, sedangkan pemerintah kota berada di bawah yurisdiksi Prefektur Kyoto. Sekarang, Kyoto menjadi semakin luas dengan penggabungan beberapa kota dan desa di sekitarnya. Kota lama Kyoto yang terkenal sejak sebelum zaman Edo bisa dikatakan hanya menempati sebagian saja daerah dalam kota Kyoto.

Letak Geografis Kyoto (lumayan bagi2 ilmu)

Kyoto terletak di bagian selatan dari Prefektur Kyoto. Di dalam kota mengalir beberapa sungai seperti Kamogawa (alirannya bersatu dengan Takanogawa di tengah) di timur, Katsuragawa di barat, dan Ujigawa di selatan. Posisinya berada di Lembah Kyoto (disebut juga Lembah Yamashiro). Lembah Yamashiro sendiri dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Higashiyama, Kitayama, dan Nishiyama, dengan ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut. Karena letaknya yang dikelilingi pegunungan ini, iklimnya bersifat iklim darat, menyebabkan perbedaan suhu antara siang dan malam, antara musim dingin dan musim panas lumayan besar.

Bagian pusat kota didesain terkotak-kotak seperti papan catur, dengan bentuk jalan yang sebagian besar lurus. Setiap jalan memiliki nama-nama tersendiri, dan sebagian besar persimpangan diberi nama sesuai dengan nama jalan yang bertemu. Saat ini pusat bisnis berada di bagian selatan dari Kyoto Gosho, dengan bagian utara yang lebih tidak berpenduduk memiliki suasana lebih hijau.

Pra Sejarah Japanese ^^

Zaman Paleolitik
Kapak batu yang diekskavasi dari situs B Hinatabayashi, Shinano, Prefektur Nagano dari zaman Pra-Jōmon (Paleolitik), 30.000 SM. Museum Nasional Tokyo.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Paleolitik Jepang

Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang sekaligus awal dari periode Mesolitik zaman Jōmon. Bukti-bukti penggalian arkeologi menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni orang sejak 35.000 SM.[2] Kepulauan Jepang terpisah dari daratan Asia setelah zaman es terakhir sekitar 11.000 SM. Setelah terungkapnya pengelabuan zaman Paleolitik Jepang oleh peneliti amatir Shinichi Fujimura,[3] bukti-bukti asal zaman Paleolitik Bawah dan zaman Paleolitik Tengah yang diklaim oleh Fujimura dan rekan-rekan telah diteliti ulang dan ditolak.
[sunting] Zaman Jōmon
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Jōmon
Sebuah bejana dari zaman Jōmon Pertengahan (3000-2000 SM).

Zaman Jōmon berlangsung dari sekitar 14.000 SM hingga 300 SM. Tanda-tanda pertama peradaban dan pola hidup stabil manusia muncul sekitar 14.000 SM dengan adanya kebudayaan Jōmon yang bercirikan bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik. Mereka tinggal di rumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang digali dan di atasnya didirikan rumah beratap dari kayu. Orang zaman Jōmon sudah mengenal bentuk awal dari pertanian, namun belum mengenal cara menenun kain dan pakaian dibuat dari bulu binatang. Orang zaman Jōmon mulai membuat bejana tanah liat yang dihias dengan pola-pola yang dicetakkan ke atas permukaan bejana sewaktu masih basah dengan menggunakan tongkat kayu atau tali atau simpul tali. Walaupun hasil penelitian menimbulkan keragu-raguan, menurut tes penanggalan radiokarbon, beberapa contoh tembikar tertua di dunia berasal dari Jepang, disertai pisau belati, giok, sisir dari kulit kerang, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya berasal dari abad ke-11 SM.[4] Boneka tanah liat yang disebut dogū juga ditemukan dari situs ekskavasi. Barang-barang rumah tangga menunjukkan kemungkinan ada rute perdagangan yang jauhnya sampai ke Okinawa[rujukan?]. Analisis DNA menunjukkan bahwa penduduk asli Hokkaido dan bagian utara Pulau Honshu yang disebut suku Ainu adalah keturunan orang zaman Jōmon dan merupakan keturunan dari manusia pertama penghuni Jepang[rujukan?].
[sunting] Zaman Yayoi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zaman Yayoi
Dōtaku dari zaman Yayoi, abad 3 M.

Zaman Yayoi berlangsung dari sekitar 400 SM atau 300 SM hingga 250 Masehi. Dari situs arkeologi kota Yayoi, distrik Bunkyō, Tokyo ditemukan artefak asal zaman yang kemudian disebut zaman Yayoi.

Pada awal zaman Yayoi, orang Yayoi sudah mulai dapat menenun, bertanam padi, mengenal perdukunan serta pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dipelajari dari Korea atau Cina.[5] Sejumlah studi paleoetnobotani menunjukkan teknik menanam padi di sawah dan irigasi sudah dikenal sejak sekitar 8000 SM di Delta Sungai Yangtze dan menyebar ke Jepang sekitar 1000 SM.[6]

Dokumen tertulis yang pertama kali menyebut Jepang adalah Buku Han Akhir[7] asal 57 Masehi. Buku tersebut mengisahkan, "Di seberang lautan dari Distrik Lelang tinggal orang-orang Wa. Mereka ada lebih dari dari 100 suku, mereka sering datang dan membayar upeti." Catatan Sejarah Tiga Negara dari abad ke-3 mencantumkan negara yang terbentuk dari kumpulan 30 suku-suku kecil yang diperintah oleh dukun wanita bernama Himiko dari Yamataikoku.

Semasa Dinasti Han dan Dinasti Wei, pengelana Cina tiba di Kyushu dan mencatat tentang para penduduk yang tinggal di sana. Menurut para pengelana Cina, mereka adalah keturunan dari Paman Agung (Tàibó) dari negara Wu. Penduduk di sana juga menunjukkan ciri-ciri orang Wu pra-Cina yang mengenal tato, tradisi mencabut gigi, dan menggendong bayi. Buku Sanguo Zhi mencatat ciri-ciri fisik yang mirip dengan ciri-ciri fisik orang yang digambarkan dalam boneka haniwa. Laki-laki berambut panjang yang dikepang, tubuh dihiasi tato, dan perempuan mengenakan pakaian terusan berukuran besar.

Situs Yoshinogari adalah situs arkeologi terbesar untuk peninggalan orang zaman Yayoi yang mengungkap adanya permukiman di Kyushu yang sudah didiami orang secara terus menerus selama ratusan tahun. Hasil ekskavasi menunjukkan artefak tertua berasal dari sekitar 400 SM. Di antara artefak yang ditemukan terdapat perkakas besi dan perunggu, termasuk perkakas dari Korea dan Cina.[8][9][10] Dari barang-barang peninggalan diperkirakan orang zaman Yayoi sudah sering melakukan kontak dan berdagang dengan orang dari Daratan Cina.
[sunting] Zaman kuno dan zaman klasik Jepang
[sunting] Zaman Kofun
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Kofun
Helm besi dan baju besi dengan hiasan berkilat dari perunggu (zaman Kofun, abad ke-5). Koleksi Museum Nasional Tokyo.

Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M. Nama zaman ini berasal dari tradisi orang zaman itu untuk membuat gundukan makam (tumulus) yang disebut kofun. Pada zaman ini sudah terdapat negara-negara militer yang kuat dengan klan-klan berpengaruh sebagai penguasa. Salah satu di antaranya terdapat negara Yamato yang dominan, dan berpusat di Provinsi Yamato dan Provinsi Kawachi. Negara Yamato berlangsung dari abad ke-3 hingga abad ke-7, dan merupakan asal garis keturunan kekaisaran Jepang. Negara Yamato yang berkuasa atas klan-klan lain dan memperoleh lahan-lahan pertanian mempertahankan pengaruh yang kuat di Jepang bagian barat. Jepang mulai mengirimkan utusan ke Kekaisaran Cina pada abad ke-5. Dalam dokumen sejarah Cina ditulis tentang negara Wa yang memiliki lima raja. Sistem pemerintahan di Wa meniru model Cina yang menerapkan sistem administrasi terpusat. Sistem kekaisaran juga mengambil model dari Cina, dan masyarakat dibagi menjadi strata berdasarkan profesi.

Hubungan yang erat antara Jepang dengan Tiga Kerajaan Korea dimulai pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir abad ke-4.
[sunting] Zaman Asuka
Lukisan dinding di Makam Takamatsuzuka, Asuka, Nara, abad ke-8
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Asuka

Pada zaman Asuka (538-710), negara Jepang purba Yamato secara bertahap menjadi negara yang tersentralisasi. Negara Jepang purba sudah memiliki undang-undang seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Taihō dan butir-butir Reformasi Taika.[11] Masuknya agama Buddha di Jepang mengakibatkan orang tidak lagi membuat makam berbentuk kofun.

Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar tahun 538 melalui Baekje yang mendapat dukungan militer dari Jepang.[12] Penyebaran agama Buddha di Jepang dilakukan oleh kalangan penguasa. Pangeran Shōtoku mendedikasikan dirinya dalam penyebaran Buddhisme dan kebudayaan Cina di Jepang. Ia berjasa menyusun Konstitusi 17 Pasal yang membawa perdamaian di Jepang. Konstitusi yang disusunnya dipengaruhi oleh pemikiran Konfusianisme tentang berbagai moral dan kebajikan yang diharapkan masyarakat dari pejabat pemerintah dan abdi kaisar.

Dalam sepucuk surat yang disampaikan duta Kekaisaran Jepang ke Kekaisaran Cina pada tahun 607 ditulis kata-kata, "Kaisar negeri matahari terbit (Jepang) mengirimkan surat kepada kaisar di negeri matahari terbenam (Cina)".[13] Surat tersebut menyebabkan kemarahan kaisar Cina.[14]

Dimulai dengan Perintah Reformasi Taika tahun 645, Jepang semakin giat mengadopsi praktik-praktik budaya Cina, melakukan reorganisasi pemerintahan, serta menyusun undang-undang pidana (Ritsuryō) dengan mengikuti struktur administrasi Cina pada waktu itu. Istilah Nihon (日本 ?) juga mulai dipakai sebagai nama negara sejak zaman Asuka.
[sunting] Zaman Nara
Daibutsu di Nara. Buddharupang berukuran besar asl tahun 752 M.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Nara

Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang yang kuat. Pada tahun 710, Kaisar Gemmei mengeluarkan perintah kekaisaran yang memindahkan ibu kota ke Heijō-kyō yang sekarang bernama Nara. Heijō-kyō dibangun dengan mencontoh ibu kota Dinasti Tang di Chang'an (sekarang disebut Xi'an).

Sepanjang zaman Nara, perkembangan politik sangat terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan biksu dan bangsawan, termasuk dengan klan Fujiwara. Hubungan luar negeri berlangsung dengan Silla dan hubungan formal dengan Dinasti Tang. Pada 784, ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō untuk menjauhkan istana dari pengaruh para biksu, sebelum akhirnya dipindahkan ke Heian-kyō (Kyoto).

Penulisan sejarah Jepang berpuncak pada awal abad ke-8 dengan selesainya penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720). Dalam kedua buku sejarah tersebut dikisahkan sejarah Jepang mulai dari awal sejak zaman mitologi Jepang. Di dalamnya ditulis tentang pendirian Jepang pada tahun 660 SM oleh Kaisar Jimmu yang keturunan langsung dari Amaterasu. Menurut kedua kronik tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur dari garis keturunan kaisar yang sekarang. Kaisar Jimmu sering dianggap sebagai kaisar mitos karena kaisar pertama berdasarkan bukti-bukti sejarah adalah Kaisar Ōjin yang tahun-tahun masa pemerintahannya tidak diketahui dengan jelas. Sejak zaman Nara, kekuasaan politik tidak selalu berada di tangan kaisar, melainkan di tangan bangsawan istana, shogun, militer, dan sekarang di tangan perdana menteri.
[sunting] Zaman Heian
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Heian
Lukisan gulung dari tahun 1130, ilustrasi Hikayat Genji bab "Sungai Bambu".

Periode akhir sejarah klasik Jepang berlangsung dari 794 hingga 1185 yang disebut zaman Heian. Puncak kejayaan istana kekaisaran di bidang puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian. Pada awal abad ke-11, Murasaki Shikibu menulis novel Hikayat Genji yang hingga kini merupakan salah satu dari novel tertua di dunia. Pada zaman Heian selesai disusun naskah tertua koleksi puisi Jepang, Man'yōshū dan Kokin Wakashū.

Pada zaman Heian berkembang berbagai macam kebudayaan lokal, misalnya aksara kana yang asli Jepang. Pengaruh budaya Cina surut setelah sampai di puncak keemasan. Pengiriman terakhir utusan Jepang ke Dinasti Tang berlangsung pada tahun 838 sejalan dengan kemunduran Dinasti Tang. Walaupun demikian, Cina dalam terus berlanjut sebagai negara tujuan ekspedisi dagang dan rombongan peziarah agama Buddha.[15]

Kekuasaan politik istana kekaisaran berada di tangan segelintir keluarga bangsawan yang disebut kuge, khususnya klan Fujiwara yang berkuasa dengan gelar Sesshō and Kampaku.

Pada akhir zaman Heian bermunculan berbagai klan samurai. Empat klan samurai yang paling kuat adalah klan Minamoto, klan Taira, klan Fujiwara, dan klan Tachibana. Memasuki akhir abad ke-12, konflik antarklan berubah menjadi berbagai perang saudara seperti Pemberontakan Hōgen dan Pemberontakan Heiji. Setelah berakhirnya Perang Genpei, Jepang berada di bawah pemerintahan militer oleh klan-klan samurai di bawah pimpinan seorang shogun.
[sunting] Zaman feodal

Dalam sejarah Jepang, zaman feodal dibagi menjadi dua bagian. Paruh pertama disebut abad pertengahan (chūsei) dari zaman Kamakura hingga zaman Muromachi, sementara paruh kedua disebut abad modern (kinsei) dari zaman Azuchi-Momoyama hingga zaman Edo.

Zaman feodal di Jepang berlangsung dari abad ke-12 hingga abad ke-19, ditandai oleh pemerintahan daerah oleh keluarga-keluarga daimyo di bawah kendali pemerintahan militer keshogunan. Kaisar hanya berperan sebagai kepala negara de jure sementara kekuasaan berada di tangan shogun.
[sunting] Zaman Kamakura
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Kamakura

Keshogunan Kamakura berkuasa di Jepang dari tahun 1185 hingga 1333 yang disebut zaman Kamakura yang merupakan zaman transisi menuju abad pertengahan Jepang. Abad pertengahan berlangsung selama hampir 700 tahun ketika pemerintah pusat, istana, dan Kaisar Jepang umumnya hanya menjalankan fungsi-fungsi seremonial. Urusan sipil, militer, dan kehakiman dikendalikan oleh kelas samurai. Secara de facto, penguasa negeri kekuasaan politik berada di tangan shogun yang berasal dari klan samurai yang terkuat.

Pada 1185, Minamoto no Yoritomo menghancurkan klan Taira yang merupakan musuh bebuyutan klan Minamoto. Setelah pada tahun 1192 diangkat oleh Kaisar sebagai Seii Tai-Shogun, Yoritomo mendirikan pemerintahan militer di Kamakura dan berkuasa sebagai shogun pertama Keshogunan Kamakura. Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō menjadi klan yang berpengaruh dan bertugas sebagai wali shogun.
Samurai menyerang kapal-kapal Mongol pada tahun 1281.

Peristiwa terbesar dalam periode Kamakura adalah invasi Mongol ke Jepang antara 1272 dan 1281. Pasukan Mongol dengan teknologi angkatan laut dan persenjataan yang unggul mencoba menyerbu ke kepulauan Jepang. Angin topan yang kemudian dikenal sebagai kamikaze (angin dewa) membuat kekuatan invasi Mongol tercerai-berai. Meskipun demikian, beberapa sejarawan bersikeras bahwa pertahanan pantai yang dibangun Jepang di Kyushu cukup memadai untuk mengusir para penyerbu. Walaupun invasi Mongol berhasil digagalkan, usaha mengatasi serbuan bangsa Mongol menyebabkan berakhirnya kekuasaan keshogunan akibat kekacauan politik dalam negeri.

Zaman Kamakura berakhir setelah runtuhnya kekuasaan Keshogunan Kamakura pada tahun 1333. Kekuasaan dikembalikan ke tangan kekaisaran di bawah pemerintahan Kaisar Go-Daigo dalam masa Restorasi Kemmu yang hanya berlangsung singkat. Pemerintahan Go-Daigo kembali ditumbangkan oleh Ashikaga Takauji.
[sunting] Zaman Muromachi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Muromachi

Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi berlangsung dari sekitar tahun 1136 hingga 1673 ketika kekuasaan pemerintah berada di tangan Keshogunan Ashikaga yang juga disebut Keshogunan Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga adalah Ashikaga Takauji yang merebut kekuasaan politik dari Kaisar Go-Daigo dan sekaligus mengakhiri Restorasi Kemmu. Zaman Muromachi berakhir pada tahun 1573 ketika shogun ke-15 sekaligus shogun Muromachi terakhir, Ashikaga Yoshiaki diusir dari ibu kota Kyoto oleh Oda Nobunaga.

Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga disebut zaman Nanboku-cho atau zaman Istana Utara-Istana Selatan ketika kekuasaan istana terbelah dua menjadi Istana Utara dan Istana Selatan. Sejak tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi disebut sebagai zaman Sengoku atau "zaman negara-negara bagian yang berperang". Pada zaman Sengoku terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan antarprovinsi. Pada masa ini pula terjadi kontak pertama Jepang dengan orang-orang Barat yang disebut Perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang Portugis tiba di Jepang.
Lihat pula: Perdagangan Nanban dan zaman Sengoku
Orang Portugis di Jepang pada abad ke-17, di antaranya terdapat misionaris Francis Xavier.

Sebuah kapal Portugis yang berlayar ke Cina terkena badai dan merapat di sebuah pulau Jepang bernama Tanegashima. Senjata api yang diperkenalkan oleh orang Portugis membawa kemajuan teknologi militer dalam periode Sengoku, dan berpuncak pada Pertempuran Nagashino yang melibatkan pasukan samurai yang dipersenjatai dengan 3.000 pucuk arquebus (jumlah sebenarnya diperkirakan sekitar 2.000 pucuk). Selama perdagangan dengan Nanban, para pedagang dari negara-negara lainnya, Belanda, Inggris, dan Spanyol juga ikut berdatangan. Kedatangan para pedagang juga membawa penyebar agama Kristen, Serikat Yesuit, Ordo Dominikan, dan misionaris Fransiskan.

Lihat pula: Kirishitan

[sunting] Zaman Azuchi-Momoyama
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Azuchi-Momoyama

Dari tahun 1568 hingga 1600 di Jepang disebut zaman Azuchi-Momoyama. Jepang bersatu secara militer dan negara menjadi stabil di bawah kekuasaan Oda Nobunaga yang dilanjutkan oleh Toyotomi Hideyoshi. Istilah zaman Azuchi-Momoyama berasal dari nama istana (kastil) yang menjadi markas kedua pemimpin besar, Nobunaga di Istana Azuchi dan Hideyoshi di Istana Momoyama.

Setelah berhasil menyatukan Jepang, Hideyoshi berusaha memperluas wilayah dengan melakukan invasi ke Korea. Dua kali usaha penaklukan Korea berakhir dengan ditarik mundurnya pasukan Hideyoshi dari Semenanjung Korea pada tahun 1598 akibat dikalahkan pasukan gabungan Korea dan Cina, serta wafatnya Hideyoshi.

Konflik suksesi pasca-Hideyoshi berakhir dengan munculnya Tokugawa Ieyasu sebagai pemimpin baru Jepang. Kekuasaan pemerintahan beralih ke tangan Ieyasu setelah mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara.
[sunting] Zaman Edo (1603-1868)
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: zaman Edo
Fondasi batu di menara utama Istana Edo.

Pada zaman Edo adalah pemerintahan otonomi daerah berada di tangan lebih dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai klan terkuat, pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi menjabat sebagai shogun (sei-i taishōgun). Keshogunan Tokugawa yang bermarkas di Edo (sekarang Tokyo) memimpin para daimyo di masing-masing daerah otonom yang disebut domain (han).

Kelas samurai ditempatkan oleh keshogunan di atas kelas rakyat biasa, petani, perajin, dan pedagang. Keshogunan mengeluarkan undang-undang yang mengatur segala aspek kehidupan, dimulai dari potongan rambut dan busana untuk masing-masing kelas dalam masyarakat. Shogun mewajibkan para daimyo secara bergantian untuk bertugas di Edo. Mereka disediakan rumah kediaman mewah di Edo agar tidak memberontak. Kekuatan militer daimyo daerah ditekan, dan diharuskan meminta izin dari pusat sebelum dapat memperbaiki fasilitas militer. Keshogunan Tokugawa runtuh setelah Perang Boshin 1868-1869.

Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e dan seni teater kabuki dan bunraku. Sejumlah komposisi terkenal untuk koto dan shakuhachi berasal dari zaman Edo. Meiji beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lainnya, lihat Meiji (disambiguasi).

Sejarah Jepang
Satsuma-samurai-during-boshin-war-period.jpg

* Paleolitik Jepang 35.000–14.000 SM
* Zaman Jomon 14.000–400 SM
* Zaman Yayoi 400 SM–250 M
* Zaman Kofun 250–538
* Zaman Asuka 538–710
* Zaman Nara 710–794
* Zaman Heian 794–1185
* Zaman Kamakura
1185–1333
o Restorasi Kemmu
1333–1336
* Zaman Muromachi (Ashikaga)
1336–1573
o Istana Utara dan Selatan
1336–1392
o Zaman Sengoku
1467–1573
* Zaman Azuchi-Momoyama
1568–1603
o Perdagangan dengan Nanban
* Zaman Edo (Tokugawa)
1603–1868
o Bakumatsu
* Zaman Meiji 1868–1912
o Restorasi Meiji
* Zaman Taishō 1912–1926
o Perang Dunia I
* Zaman Shōwa 1926–1989
o Militerisme Jepang
o Pendudukan Sekutu
o Jepang pascapendudukan
* Heisei 1989–sekarang

* Kekaisaran Jepang
(1868–1945)
* Sejarah ekonomi

* Mata uang

* Sejarah pendidikan
* Sejarah militer
* Sejarah angkatan laut

Daftar istilah
Kotak ini: lihat • bicara • sunting

Zaman Meiji (明治 ,Meiji?) (25 Januari 1868 - 30 Juli 1912) adalah salah satu nama zaman pemerintahan kaisar Jepang sewaktu Kaisar Meiji memerintah Jepang, sesudah tahun Keiō (慶応 ?) dan sebelum zaman zaman Taishō (大正 ?). Ibu kota pemerintahan dipindahkan dari Kyoto ke Tokyo.Pada 3 Februari 1867, Putra Mahkota Mutsuhito yang waktu itu berusia 15 tahun naik tahta untuk menggantikan ayahnya, Kaisar Kōmei. Nama zaman semasa Kaisar Meiji disebut zaman Meiji. Restorasi Meiji yang terjadi 1868 mengakhiri kekuasaan feodal Keshogunan Tokugawa.

Kebijakan dasar pemerintah Meiji dinyatakan dalam Sumpah Tertulis Lima Pasal tahun 1868. Isinya berupa pernyataan umum pemimpin Meiji dengan maksud mendorong moral dan dukungan keuangan bagi pemerintah yang baru. Isi kelima pasal tersebut ditafsirkan berbeda-beda, namun intinya kurang lebih adalah:

1. Pembentukan dewan secara luas di berbagai daerah, semua persoalan penting dimusyawarahkan bersama
2. Semua kalangan, atas dan bawah, harus bersatu dalam menjalankan urusan negara.
3. Rakyat biasa, begitu pula pejabat pusat dan militer, harus diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang diingini sehingga tidak mereka tidak bosan.
4. Kebijakan lama yang buruk ditinggalkan, dan semuanya dibiarkan berdasarkan hukum alam.
5. Pengetahuan harus dicari hingga ke seluruh dunia demi memperkuat fondasi kekuasaan kekaisaran.

Pemerintah Meiji memberi jaminan kepada kekuatan-kekuatan asing bahwa negaranya akan mematuhi perjanjian yang dibuat Keshogunan Tokugawa, dan menyatakan dirinya negaranya akan mematuhi hukum internasional.

Setelah penghapusan sistem domain, daimyo secara sukarela menyerahkan tanah kepemilikan dan catatan sensus mereka. Para daimyo mendapat tugas baru sebagai gubernur. Pemerintah pusat menanggung pengeluaran daerah dan membayar gaji samurai. Sistem domain (han) diganti menjadi sistem prefektur pada 1871, dan kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat. Pejabat dari bekas Domain Satsuma, Domain Chōshū, Domain Tosa, dan Domain Hizen ditugaskan mengisi pos-pos kementerian.

Next Japanese :D

Sakura (桜, 櫻 ?) bersama dengan bunga seruni, merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, yaitu sekitar awal April hingga akhir April.

Sakura dapat terlihat di mana-mana di Jepang, diperlihatkan dalam beraneka ragam barang-barang konsumen, termasuk kimono, alat-alat tulis, dan peralatan dapur. Bagi orang Jepang, sakura merupakan simbol penting, yang kerap kali diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, serta juga merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Sakura juga menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.Pohon sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam familia Rosaceae, genus Prunus sejenis dengan pohon prem, persik, atau aprikot, tetapi secara umum sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata "sakura" adalah kata "saku" (bahasa Jepang untuk "mekar") ditambah akhiran yang menyatakan bentuk jamak "ra". Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.

Warna bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.

Bunga digolongkan menjadi 3 jenis berdasarkan susunan daun mahkota:

* bunga tunggal dengan daun mahkota selapis
* bunga ganda dengan daun mahkota berlapis
* bunga semi ganda

Pohon sakura berbunga setahun sekali, di pulau Honshu, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat.

Di Jepang, mekarnya sakura jenis someiyoshino dimulai dari Okinawa di bulan Februari, dilanjutkan di pulau Honshu bagian sebelah barat, sampai di Tokyo, Osaka, Kyoto pada sekitar akhir Maret sampai awal April, lalu bergerak sedikit demi sedikit ke utara, dan berakhir di Hokkaido di saat liburan Golden Week.

Setiap tahunnya pengamat sakura mengeluarkan peta pergerakan mekarnya bunga sakura someiyoshino dari barat ke timur lalu utara yang disebut sakurazensen. Dengan menggunakan peta sakurazensen dapat diketahui lokasi bunga sakura yang sedang mekar pada saat tertentu.Ciri khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.

Bunga sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan lebat dan angin kencang. Beberapa jenis burung dikenal suka memakan bagian bunga yang berasa manis, sedangkan burung merpati memakan seluruh bagian bunga.

Kesempatan langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga sakura disebut hanami (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.

Di Jepang terdapat standar untuk menyampaikan informasi tingkat mekar bunga sakura, mulai dari terbukanya kuncup bunga (kaika), mekarnya 10% dari kuncup bunga yang ada di pohon (ichibuzaki) sampai bunga mekar seluruhnya (mankai). Bunga yang rontok segera digantikan dengan keluarnya daun-daun muda. Pohon sakura yang bunganya mulai rontok dan mulai tumbuh daun-daun muda sebanyak 10% disebut ichibu hazakura. Sementara itu, pohon sakura yang semua bunga sudah rontok dan hanya mempunyai daun-daun muda disebut hazakura (sakura daun).

Bunga dari pohon jenis yamazakura mekar lebih lambat dibandingkan jenis someiyoshino dan bunganya mekar bersamaan dengan keluarnya daun-daun muda.Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam (shiozuke) dimanfaatkan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum. sakura mochi adalah kue moci yang dibungkus daun sakura. Ada juga es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Teh bunga sakura umumnya diminum pada kesempatan istimewa seperti pesta pernikahan. Ranting dan kuncup bunga sakura juga digunakan sebagai bahan pewarna alami.Sebagian besar jenis pohon sakura merupakan hasil persilangan, misalnya jenis someiyoshino yang tersebar di seluruh Jepang sejak zaman Meiji adalah hasil persilangan pohon sakura di zaman Edo akhir. Sakura jenis someiyoshino inilah yang sangat tersebar luas, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis sakura) sebagai sakura.

Pada zaman dulu sebelum ada jenis someiyoshino, orang Jepang mengenal bunga sakura yang mekar di pegunungan yang disebut yamazakura dan yaezaki no sakura sebagai sakura. Di saat mekarnya bunga sakura, ribuan batang pohon Yamazakura yang tumbuh di Pegunungan Yoshino (Prefektur Nara) menciptakan pemandangan menakjubkan warna putih, hijau muda, dan merah jambu.

Beberapa jenis sakura:

* Edohigan

Edohigan adalah sakura yang mekar di Hari Ekuinoks Musim Semi dan bunganya paling panjang umur. Jenis-jenis lain yang serupa dengan edohigan adalah ishiwarizakura dan yamadakashinyozakura yang termasuk pohon sakura yang dilindungi. Miharutakizakura adalah salah satu jenis edohigan yang rantingnya menjuntai-juntai, sedangkan yaebenishidare dikenal daun bunganya yang banyak dan warnanya yang cerah.

* Hikanzakura

Hikanzakura atau disebut juga kanhizakura adalah sakura yang tersebar mulai dari wilayah Tiongkok bagian selatan sampai ke Pulau Formosa. Kanhizakura banyak ditemukan tumbuh liar di Prefektur Okinawa. Bagi orang Okinawa, kata "sakura" sering berarti hikansakura. Pengumuman mekarnya bunga sakura di Okinawa biasanya berarti mekarnya hikanzakura. Di Okinawa, kuncup bunga hikanzakura mulai terbuka sekitar bulan Januari atau Februari. Di Pulau Honshu, hikanzakura banyak ditanam mulai dari wilayah Kanto sampai ke Kyushu dan biasanya mulai mekar sekitar bulan Februari atau Maret.

* Shidarezakura

Bunga sakura jenis shidare (Shidarezakura)

* Fuyuzakura

Fuyuzakura (sakura musim dingin) adalah jenis pohon sakura yang bunganya mekar sekitar bulan November sampai akhir bulan Desember. Onishimachi di Prefektur Gunma adalah tempat melihat fuyuzakura yang terkenal.Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Buah ceri yang masih muda berwarna hijau dan buah yang sudah masak berwarna merah sampai merah tua hingga ungu. Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi.

Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan. Produsen buah ceri terbesar di Jepang berada di Prefektur Yamagata. Buah ceri produk dalam negeri Jepang seperti jenis sato nishiki harganya luar biasa mahal. Di Jepang, buah ceri produksi dalam negeri hanya dibeli untuk dihadiahkan pada kesempatan istimewa. Buah ceri yang banyak dikonsumsi masyarakat di Jepang adalah buah ceri yang diimpor dari negara bagian Washington dan California di Amerika Serikat.Di tahun 1990, Asosiasi Bunga Sakura Jepang (Japan Cherry Blossom Association) mengeluarkan daftar 100 tempat terpilih untuk melihat keindahan bunga Sakura.

Daerah Kanto:

* Tokyo: Taman Ueno (Taito-ku), Taman Shinjuku-gyoen (Shinjuku-ku), Taman Sumida (Sumida-ku), Taman Koganei (kota Koganei), Taman Inogashira (kota Musashino)

Daerah Tokai:

* Prefektur Gifu: Taman Usuzumi/Neodani (kota Motosu), Pinggir Sungai Shinsakai (kota Kakamigahara), Kamagatani (kota Ikeda)

Daerah Kansai:

* Prefektur Osaka: Taman Istana Osaka (Osaka), The Mint Bureau (Osaka), Taman Expo '70 (kota Suita)
* Prefektur Hyogo: Taman Istana Himeji (kota Himeji), Taman Akashi (Kota Akashi), Taman Shukugawa (Nishinomiya)
* Prefektur Nara: Taman Nara (kota Nara), Pegunungan Yoshino (kota Yoshino), Taman Kooriyamajoshi (Yamato Kooriyama)
Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku info dengarkan) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau[9] yang membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.

Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[10] Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta suat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB.[11] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan resmi, termasuk nama negara dalam uang Jepang, prangko, dan pertandingan olahraga internasional. Sementara itu, sebutan Nihon digunakan dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.

Kata Nippon dan Nihon berarti "negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina, negara ini dikenal sebagai Yamato (大和).[12] Di Cina pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara Wa (倭).

Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara Cina 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]). Dalam dialek Wu, aksara 日 secara tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ]. Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.

Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina, tepatnya bahasa Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun). Kata Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada di Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun 1565, yang di dalamnya bertuliskan kata Giapan.Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Republik Rakyat Cina dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.

Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.

Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.

Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik, Buku Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalah Yamataikoku.Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5 dan abad ke-6 Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.
Jepang dapat mengusir dua kali invasi Mongol ke Jepang (1274 dan 1281)

Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.[14] Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak zaman Asuka.[15]

Melalui perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang hingga abad ke-19.

Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo (kini Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang disebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).[16]
Patung Buddha di Todaiji, Nara, yang dibuat pada tahun 752.

Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-kyō (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.[17]Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336.[18] Keshogunan Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau periode Sengoku.[19]

Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.
Salah satu kapal segel merah Jepang (1634) yang dipakai berdagang di Asia.

Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.[20]

Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo (kini Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan seperti undang-undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah. Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugakuPada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan hingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan sistem domain dihapus. Semasa Restorasi Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat. Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.[22]

Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada di pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941[23]

Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat[24] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari Kemenangan atas Jepang).[25]

Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.[26] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Pencakar langit di Shinjuku, Tokyo

Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir pada tahun 1952 dengan ditandatanganinya Perjanjian San Francisco.[27] Walaupun demikian, pasukan AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.

Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat". Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat Jepang.[29] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.

Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.[10]

Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal (LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.[30]

Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan di antara anggota Parlemen.[31] Bila Majelis Rendah dan Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan Parlemen Jepang[32], dan memberi persetujuan atas pengangkatan menteri-menteri kabinet.[33] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.Kaisar Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang. Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya, Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.[34] Putra Mahkota Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai anak perempuan bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama Pangeran Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa. Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri Mako dan Putri Kako), serta anak laki-laki bernama Pangeran Hisahito.Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang berhutan-hutan,[35][36] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[37]

Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[38] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.[39]

Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan dengan pembagian empat musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.[40] Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.

Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:

* Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
* Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat fenomena angin fohn.
* Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
* Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
* Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari tenggara.
* Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus 2007.[41]

Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.[40]Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat dengan Amerika Serikat, dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.[42] Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1956, Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010.[43] Jepang adalah salah satu negara G4 yang sedang mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.[44] Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3, dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional dan mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Pakta pertahanan dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[45] dan dengan India pada Oktober 2008.[46] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) terbesar kelima di dunia.[47] Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang adalah Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960 hingga 2006.[48]

Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan Kuril[49] dan dengan Korea Selatan mengenai Batu Liancourt[50]. Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang dipermasalahkan oleh Republik Rakyat Cina dan Taiwan.[51]

Pasal 9 Konstitusi Jepang berisi penolakan terhadap perang dan penggunaan kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan persengketaan internasional. Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan angkatan bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.[52][53] Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di bawah Kementerian Pertahanan, dan terdiri dari Angkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang ikut membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas pantai Kuwait) bersama kapal penyapu ranjau dari delapan negara.[54][55] Atas permintaan Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang mengirimkan pengamat gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil, dan dukungan logistik seperti perbaikan jalan dan jembatan.[56] Di Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga Februari 2009. * 1. Hokkaido
* 2. Aomori
* 3. Iwate
* 4. Miyagi
* 5. Akita
* 6. Yamagata
* 7. Fukushima
* 8. Ibaraki
* 9. Tochigi
* 10. Gunma
* 11. Saitama
* 12. Chiba
* 13. Tokyo
* 14. Kanagawa
* 15. Niigata
* 16. Toyama



* 17. Ishikawa
* 18. Fukui
* 19. Yamanashi
* 20. Nagano
* 21. Gifu
* 22. Shizuoka
* 23. Aichi
* 24. Mie
* 25. Shiga
* 26. Kyoto
* 27. Osaka
* 28. Hyogo
* 29. Nara
* 30. Wakayama
* 31. Tottori
* 32. Shimane



* 33. Okayama
* 34. Hiroshima
* 35. Yamaguchi
* 36. Tokushima
* 37. Kagawa
* 38. Ehime
* 39. Kochi
* 40. Fukuoka
* 41. Saga
* 42. Nagasaki
* 43. Kumamoto
* 44. Oita
* 45. Miyazaki
* 46. Kagoshima
* 47. Okinawa
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang.[60] Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.[60]

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an.[60] Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh.[28] Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%.[28] Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.[28] Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.[61]

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat,[62] dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.[62], dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.[63] Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi.[64] Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan.[61] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.
Distrik Minato Mirai 21 di Yokohama. Ekonomi Jepang sangat mengandalkan sektor jasa.

Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang.[65] Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.[66] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008.[67] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar di dunia (data tahun 2006).[68] Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225.[69]

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[70][71] Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan.[72][73] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.[74] Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.[75]
Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor unggulan Jepang.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[61] Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[61]

Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar).[76] Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996.[77][78]

Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008.[79] Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha.[80] Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian.[81][82]Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).[83] Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi,[84] Cina Zainichi, orang Filipina, orang Brazil-Jepang[85], dan orang Peru-Jepang.[86] Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi ekspatriat di Jepang.[87]

Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan.[88] Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu[89] dan Ryukyu, ditambah kelompok minoritas secara sosial yang disebut burakumin.[90]

Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.[91] Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun 2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.[92]

Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.[93] Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100.[92] Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.[93] Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.[94][95]

Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut.[10][96] Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut.[97] Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang mengaku menganut suatu agama.[97]

Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga mempengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).[98] Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).

Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.[83] Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%.[99] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana, ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak.[100] Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.[101] Murid sekolah negeri dan swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.[102]Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji.[103] Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (dari usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar 99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).[104]

Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya.[105] Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,[106] khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio.[107] Dalam peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.[108]Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, mempengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.

Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka mempengaruhi mode dan trend seluruh dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Chakinzushi, sushi yang dibungkus telur dadar tipis.

Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai: olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikat meningkatkan kesadaran warga negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.

Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.


Propinsi lama di Jepang:
Aki · Awa (Kanto) · Awa (Shikoku) · Awaji · Bingo · Bitchu · Bizen · Bungo · Buzen · Chikugo · Chikuzen · Chishima · Dewa · Echigo · Echizen · Etchu · Harima · Hida · Higo · Hitachi · Hidaka · Hizen · Hoki · Hyuga · Iburi · Iga · Iki · Inaba · Ise · Ishikari · Iwami · Iyo · Izu · Izumi · Izumo · Kaga · Kai · Kawachi · Kazusa · Kii · Kitami · Kozuke · Kushiro · Mikawa · Mimasaka · Mino · Musashi · Mutsu · Nagato · Nemuro · Noto · Oki · Omi · Oshima · Osumi · Owari · Sado · Sagami · Sanuki · Satsuma · Settsu · Shima · Shimousa · Shimotsuke · Shinano · Shiribeshi · Suo · Suruga · Tajima · Tamba · Tango · Teshio · Tokachi · Tosa · Totomi · Tsushima · Wakasa · Yamashiro · Yamato

Himeji

Himeji (姫路市 ,Himeji-shi?) adalah kota di Jepang yang terletak di pulau Honshu, sebelah barat daerah Kansai, bagian barat daya Prefektur Hyogo. Kota Himeji pada awalnya adalah kota yang berkembang di sekeliling Istana Himeji.

Kota Himeji adalah kota administratif (chūkaku-shi) yang mengelola sendiri bidang-bidang tertentu seperti kesejahteraan, kebersihan dan pembangunan kota. Pada tanggal 27 Maret 2006, kota Himeji menjadi lebih luas dengan bergabungnya beberapa kota yang ada di sekelilingnya.

Di kota Himeji terdapat banyak lembaga keuangan jenis Shinkin Bank (信用金庫 ,shinyō kinko?) yang menerima simpanan dan menyalurkan kredit antarnasabah. Di dalam kota Himeji terdapat kantor pusat Himeji Shinyō Kinko, Banshū Shinyō Kinko, dan Hyōgo Shinyō Kinko.Kota Himeji terletak di tengah-tengah Dataran Harima, sebelah barat Prefektur Hyogo. Di bagian timur kota mengalir Sungai Ichi, sedangkan di tengah kota mengalir Sungai Senba, dan Sungai Noda. Di sebelah barat mengalir Sungai Yumesaki serta Sungai Ōtsuma, dan Sungai Ibo mengalir di ujung bagian barat. Seluruh aliran sungai bermuara ke selatan di daerah laut yang disebut Harima-nada.

Di tengah-tengah kota terdapat Istana Himeji yang didirikan di atas gunung Hime. Di bagian utara terdapat Gunung Hiromine dan Gunung Masui, sedangkan di bagian barat terdapat Gunung Shosha.

Jalur kereta Shinkansen, Jalur utama Sanyo, dan Jalan Raya Nasional nomor 2 membelah kota dari barat ke timur.

Iklim dipengaruhi iklim Laut Pedalaman Seto dengan sedikit curah hujan dan suhu pagi hari di musim dingin yang sangat rendah. * Yukata Matsuri (22-24 Juni)

Sakakibara Masamine mengajak penduduk yang melihat perayaan musim panas di lingkungan Istana Himeji agar mengenakan Yukata sehingga dinamakan Yukata Matsuri.

* Oshiro-matsuri di Istana Himeji (awal bulan Agustus)
* Festival Musim Gugur Banshu yang diadakan gabungan kuil Shinto di kota Himeji
o Nada no Kenka Matsuri (14-15 Oktober)
o Festival lentera Chōchin Matsuri (21-22 Oktober)

Story

Istana Jepang (城, 城郭 ,shiro atau jōkaku?) adalah bangunan besar yang dibangun menggunakan kayu dan batu sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang. Di masa perang dijadikan markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti makanan dan amunisi. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang. Sama halnya seperti kastil di Eropa, istana di Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir sungai untuk kemudahan transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.

Aksara kanji untuk istana adalah shiro (城 ?) yang dibaca sebagai jō jika didahului oleh nama istana, misalnya dalam bahasa Jepang, Istana Osaka dibaca sebagai osaka-jō.
[sunting] Konstruksi
Istana Hiroshima

Pada zaman dulu, istana dibangun seluruhnya dari kayu, tapi kemudian di abad ke-16 berkembang penggunaan batu-batu besar untuk memperkuat konstruksi. Istana di Jepang sebetulnya dirancang agar tahan lama, tapi sebagian besar istana justru hancur akibat perang di zaman Sengoku karena bangunan istana dibuat dari kayu yang cepat habis bila dibakar. Istana yang terbakar sebagian besar langsung dibangun kembali atau dibangun kemudian di zaman Edo atau di zaman modern. Istana Matsue dibangun tahun 1611 setelah berakhirnya perang di zaman Sengoku, sehingga bangunan asli istana tetap utuh tidak pernah menderita kerusakan akibat serangan musuh. Istana Hiroshima hancur akibat bom atom dan sekarang digunakan sebagai museum setelah dibangun kembali pada tahun 1958.

Di Jepang, istana merupakan perkembangan dari kankōshūraku (環濠集落 ?) yakni permukiman penduduk yang dikelilingi oleh parit berisi air atau parit kering yang tidak berisi air. Pada awal abad modern, istana mulai menggunakan tembok batu dan menara pengawas. Di akhir zaman Edo, istilah istana juga digunakan untuk pertahanan militer berupa tempat meletakkan meriam dibangun di sepanjang garis pantai untuk menangkal kedatangan kapal-kapal dari Eropa.

Konstruksi istana dimulai dengan tahap fushin (普請 ,teknik sipil?) berupa penggalian parit dan pembangunan tembok dari tanah yang dikeraskan, yang dilanjutkan dengan tahap sakuji (作事 ,arsitektur?) berupa pembangunan gerbang, tembok yang memagari istana, bangunan istana, menara pengawas (yagura), dan menara utama.

Di dalam kompleks istana dikenal pembagian wilayah berdasarkan zona (曲輪 ,kuruwa?) yang di antaranya digunakan sebagai tempat pemusatan pasukan.

Di Jepang abad pertengahan, bangunan istana dijadikan tempat kediaman resmi daimyo bersama keluarganya, sejumlah besar pelayan wanita, dan para bushi yang menjadi pengikut. Di sekeliling istana yang besar biasanya dibangun kota permukiman penduduk. Istana terbesar di Jepang adalah Istana Edo yang dikelilingi kota yang sekarang dikenal sebagai Tokyo.

Sebelum pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekrit "satu negara satu istana" (Ikkoku-ichijo-rei) di tahun 1615, di berbagai daerah di Jepang terdapat banyak sekali istana yang jumlahnya mungkin mencapai puluhan ribu kalau benteng yang kecil-kecil juga ikut dihitung.
[sunting] Sejarah

Pada zaman Yayoi, tempat permukiman penduduk terdiri dari dua golongan besar:

* Permukiman penduduk dengan perlindungan parit di sekelilingnya (kangōshūraku)
* Permukiman penduduk di atas gunung dengan perlindungan benteng (kōchisei shūraku).

Kedua model permukiman penduduk ini hilang secara perlahan-lahan sejalan dengan munculnya pemimpin lokal yang mempersatukan penduduk.

Menurut catatan tertua yang pernah ditemukan, istana pertama di Jepang adalah istana Mizuki (sekarang terletak di Prefektur Fukuoka) yang dibangun pada tahun 664 atas perintah kaisar Tenji. Selain istana Mizuki, pada saat itu masih terdapat banyak istana lain yang tidak tercatat di Kyushu dan daerah Laut Pedalaman Seto. Di abad ke-7 hingga abad ke-9, di daerah Tohoku banyak dibangun istana, seperti Istana Taga, Istana Dewanoki, dan Istana Akita akibat perang berkepanjangan dengan suku Emishi yang merupakan penduduk asli pulau Honshu bagian timur.

Di abad pertengahan, istana dibangun sebagai tempat tinggal bushi di masa damai, dan melindungi prajurit yang ditempatkan di daerah pegunungan di masa perang. Pada awal zaman Sengoku, istana sebagian besar menggunakan model Yamajiro (istana yang dibangun di atas gunung). Pada pertengahan zaman Sengoku, pembangunan istana umumnya menggunakan model Hirayamajiro (istana dibangun di bukit yang terletak di tengah dataran), sedangkan model Yamajiro sedikit demi sedikit mulai tidak digunakan.

Istana Tamonyama dan Istana Shigisan di Nara yang dibangun oleh Mastunaga Hisahide merupakan pelopor model istana dengan menara utama dan menara pengawas (yagura) seperti berbagai istana Jepang yang bisa dilihat sekarang ini.

Puncak pembangunan istana di Jepang terjadi sewaktu Oda Nobunaga membangun Istana Azuchi dan Toyotomi Hideyoshi membangun Istana Osaka dan Istana Fushimi.

Di zaman Edo, pemerintah mengeluarkan dekrit "satu negara satu istana," sehingga istana banyak yang dihancurkan karena dianggap sudah tidak berguna. Pada masa itu, jumlah istana juga makin berkurang akibat kebakaran. Istana yang sudah terbakar dibiarkan begitu saja karena pembangunan kembali istana dilarang oleh pemerintah Keshogunan Edo.

Pemerintah mengeluarkan dekrit "penghancuran istana" (haijōrei) di zaman Meiji. Bangunan istana dipreteli untuk digunakan sebagai bahan bangunan oleh angkatan bersenjata Jepang. Di kota-kota yang mempunyai istana, pemerintah juga menggunakan bekas istana sebagai pangkalan militer karena lokasinya yang strategis di tengah kota.

Pada Perang Dunia II, istana di Jepang sebagian besar merupakan sasaran serangan udara, sehingga istana seperti Istana Nagoya, Istana Wakayama, dan Istana Hiroshima habis terbakar.

Pada saat ini hanya ada 12 istana yang masih memiliki menara utama yang dibangun sebelum zaman Edo:

* Istana Hirosaki
* Istana Matsumoto
* Istana Maruoka
* Istana Inuyama
* Istana Hikone
* Istana Himeji
* Istana Matsuyama (Prefektur Okayama)
* Istana Matsue
* Istana Marugame
* Istama Matsuyama (Prefektur Ehime)
* Istana Uwajima
* Istana Kōchi

Di zaman Showa, pemerintah banyak memugar dan membangun kembali istana di berbagai daerah di Jepang sebagai tujuan pariwisata. Sebagian istana semata-mata dibangun berdasarkan imajinasi dan tanpa dasar catatan sejarah. Berdasarkan alasan keindahan, ada istana yang dilengkapi dengan menara utama, padahal istana yang asli tidak pernah memiliki menara utama. Menara utama juga ada yang dibangun cuma tampak luarnya saja.

Istana yang dibangun kembali di zaman modern umumnya dibangun dengan bahan beton agar tahan terhadap api dan bisa dimanfaatkan sebagai museum atau perpustakaan.Istana Himeji (bahasa Jepang: 姫路城, Himeji-jō) adalah sebuah istana yang terletak di kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang. Menurut pembagian provinsi zaman dulu, istana ini terletak di Harima-no-kuni, Shikito-gun, Himeji. Pesona keindahan plesteran berwarna putih yang mendominasi tembok-tembok istana menjadikan Istana Himeji mempunyai sebutan lain "istana burung kuntul putih" (bahasa Jepang: 白鷺城, Shirasagi-jō). Istana Himeji merupakan salah satu contoh peninggalan arsitektur istana dari awal abad ke-17 yang paling penting.

Istana Himeji selalu luput dari bahaya api peperangan dan selamat dari kejatuhan istana di tangan musuh, sehingga menara utama dan bangunan-bangunan istana lainnya masih banyak yang tersisa. Pemerintah Jepang menetapkan 8 bangunan, antara lain menara utama, menara kecil, dan Watari-yagura yang ada di dalam kompleks istana sebagai pusaka negara. Selain itu, berjenis-jenis bangunan dengan total 74 bangunan di dalam kompleks istana (27 bangunan Yagura/Watari-yagura, 15 bangunan pintu gerbang, 32 bangunan tembok) ditetapkan sebagai warisan budaya yang penting.

Istana Himeji dinilai sebagai peninggalan budaya milik dunia yang sangat berharga, sehingga pada tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar Situs Warisan Dunia untuk kategori warisan budaya.

Dari kejauhan terlihat indah dengan tembok-tembok istana berwarna putih, Istana Himeji sering dijadikan lokasi film dengan latar belakang sejarah Jepang zaman dulu. Istana ini juga sering dipakai sebagai lokasi pengganti untuk istana-istana lain seperti Istana Edo.Ada catatan yang bisa dipercaya bahwa Istana Himeji pertama kali dibangun pada tahun 1346 di zaman Istana Utara-Istana Selatan oleh putera shogun Akamatsu Norimura (Enshin) yang bernama Akamatsu Sadanori di lokasi gunung Hime yang terdapat di sebelah utara kota Himeji.

Ada pendapat yang mengatakan, pada zaman klan Akamatsu, "istana" yang disebut-sebut pada saat itu berukuran kecil, sehingga lebih tepat kalau disebut benteng. Bangunan dalam skala besar yang bisa disebut sebagai "istana," mulai dibangun di abad ke-16 oleh Kuroda Shigetaka dari klan Kodera yang berkuasa di daerah dataran rendah Harima.

Setelah itu, pada tahun 1580 tangan kanan Oda Nobunaga yang bernama Hashiba Hideyoshi (kemudian dikenal sebagai Toyotomi Hideyoshi) memilih Istana Himeji sebagai pusat kekuasaan untuk memerintah Harima. Istana lalu diperbaiki dengan mengikuti model istana abad pertengahan supaya kelihatan bagus dari luar.

Sayangnya, bangunan istana yang tersisa dan peninggalan arsitektur yang bisa dilihat sekarang ini bukanlah peninggalan arsitektur dari zaman Toyotomi Hideyoshi, melainkan dari zaman "shogun negeri sebelah barat" Ikeda Terumasa yang merupakan suami dari anak perempuan Tokugawa Ieyasu.

Ikeda Terumasa memerlukan waktu 8 tahun untuk menyelesaikan Istana Himeji yang mulai dibangun pada tahun 1601. Menteri daimyo keluarga Ikeda yang bernama Iza Tadazumi diangkat sebagai pemimpin konstruksi (普請奉行 ,fushin bugyō?) dan Sakurai Genbei sebagai kepala tukang kayu. Pembangunan istana mengerahkan pekerja yang berasal dari penduduk sekitar istana. Menurut perhitungan cara Jepang, pembangunan istana diperkirakan butuh tenaga tukang dengan total antara 40 juta sampai 50 juta hari kerja.
[sunting] Konstruksi
[sunting] Susunan Bangunan

Istana Himeji merupakan istana yang dibangun di atas gunung di tengah-tengah dataran (model istana hirayamajiro). Pusat istana ada di gunung Hime dengan menara utama yang didirikan persis di tengah-tengah. Daerah sekelilingnya yang merupakan tanah datar juga ikut dimasukkan ke dalam wilayah istana.

Secara keseluruhan, istana Himeji menggunakan susunan bangunan model Teikaku berbentuk spiral yang berputar berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali, dengan titik awal di sebelah utara gunung Hime. Putaran pertama dinamakan Uchiguruwa (zona dalam), putaran kedua dinamakan Nakakuruwa (zona tengah), dan putaran ketiga disebut Sotokuruwa (zona luar). Sekarang yang tersisa hanyalah tinggal zona Uchikuruwa yang merupakan kompleks Istana Himeji sekarang ini. Zona-zona lainnya dimanfaatkan menjadi wilayah Sogamae (teritori istana paling luar) yang melingkari kota sekeliling istana.

Zona Uchikuruwa bagian dalam terdiri dari lima lapis, yakni Honmaru (wilayah utama), Ninomaru (wilayah sekunder), Sannomaru (wilayah tertier), Nishinomaru (wilayah sebelah barat), dan Demaru (kantor pemelihara istana). Di dalam zona Uchikuruwa juga terdapat beberapa zona lain, yaitu Mizukuruwa, Koshikuruwa, dan Obikuruwa. Masing-masing zona dipisahkan secara terinci dengan pintu-pintu gerbang yang diberi nama berdasarkan susunan Hiragana "i-ro-ha", seperti I-no-Mon, Ha-no-Mon, dan seterusnya.

Lapangan luas yang sekarang ada di depan bangunan Istana Himeji, dulunya merupakan wilayah Sannomaru, sedangkan Kebun Binatang Himeji menempati sebagian wilayah Demaru. Di dalam wilayah Nishinomaru cuma ada sedikit bangunan yang tersisa, salah satu di antaranya menara bernama Kesho-yagura.

Pembangunan istana yang dipimpin oleh Ikeda Terumasa dilakukan persis di antara Perang Sekigahara dan Pertempuran Musim Dingin-Musim Panas Osaka (Osaka no eki), oleh karena itu istana dirancang dengan maksud untuk digunakan dalam pertempuran yang sesungguhnya. Penampilan istana juga sekaligus harus terlihat indah dan megah sebagai perlambang keagungan "shogun negeri sebelah barat" yang menjadi julukan Ikeda Terumasa.

Setelah Istana Himeji selesai dibangun, di Jepang tidak ada lagi pembangunan istana berukuran besar seperti Istana Himeji, karena pada tahun 1615 pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekrit "Satu negara satu istana" (Ikkoku-ichijo-rei). Pembangunan istana baru, pemugaran dan perbaikan sebagian istana-istana menjadi tidak mungkin tanpa izin yang dikeluarkan Keshogunan Tokugawa, kecuali Istana Edo dan Istana Nagoya yang menjadi tempat tinggal klan Tokugawa.

Di sebelah utara gunung Hime masih tersisa hutan belantara Himeyama-haraseirin yang sudah ada sejak sebelum istana dibangun. Menurut kabar, terowongan bawah tanah dari Honmaru mempunyai pintu keluar yang timbulnya di tengah-tengah hutan Himeyama-haraseirin, tapi sampai sekarang belum ada orang yang bisa menemukannya.

Di sebelah barat gunung Hime mengalir sungai Senbagawa yang selain bermanfaat sebagai jalur pengangkutan, sebagian aliran sungainya dialihkan menjadi parit dalam istana.
Pemandangan kompleks istana dari menara utama
[sunting] Lorong dan pintu gerbang

Lorong-lorong istana dirancang serupa labirin yang berbelok-belok secara tajam dan berpilin, melebar di satu tempat dan menyempit di tempat lain, dengan maksud agar musuh tidak dapat bergerak maju secara lurus menuju menara utama. Lorong berliku-liku Istana Himeji menggunakan susunan bangunan era Hideyoshi sekaligus memanfaatkan secara optimal kondisi topografi yang ada.

Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit, begitu sempit sehingga hanya dapat dilewati orang satu demi satu. Selain itu, pintu-pintu gerbang dibangun di tempat-tempat yang tidak terduga serta bangunannya dibuat agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dengan maksud agar musuh tertahan di pintu gerbang dan tidak dapat meneruskan penyerangan. Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu lalu dijepit dengan serangan dari sisi kanan-kiri sehingga musuh yang kebingungan jadi kocar-kacir.

Jika masuk ke dalam istana melalui jalan menanjak (yang terdapat di sebelah utara Sannomaru) dan berjalan lurus setelah melewati pintu gerbang Mugi-no-Mon, maka jalan yang melewati pintu gerbang I-no-Mon, Ro-no-Mon, dan Ha-no-Mon sepertinya akan terlihat seperti jalan pintas menuju menara utama. Tapi sebenarnya, jalan menuju menara utama bisa lebih dekat kalau setelah melewati pintu gerbang Mugi-no-Mon, langsung belok kanan melewati pintu kecil beratap rendah yang tersembunyi di antara tembok batu.

Pintu gerbang Ru-no-Mon merupakan pintu gerbang model Uzumimon yang dapat disembunyikan dengan timbunan tanah, pasir, dan kerikil sehingga musuh tidak dapat melihatnya. Pastinya musuh akan terkejut dengan serangan mendadak dari pintu gerbang yang tidak kelihatan.

Di lorong menuju Ni-no-mon dari Ha-No-Mon, musuh hanya dapat bergerak maju tanpa dapat melihat pihak yang bertahan di belakangnya (pastinya akan diserang dari belakang), apalagi pintu gerbang Ha-no-Mon berupa pintu besi yang benar-benar sempit. Andaikan masih bisa lolos juga, tanpa jalan memutar sekali lagi di bawah kompleks menara utama, musuh tidak akan sampai ke menara utama.
[sunting] Menara istana

Menara utama yang ada di Istana Himeji adalah salah satu menara istana yang konstruksi bangunannya masih asli, penampilan luar istana masih sama seperti waktu di zaman Edo, sehingga tidak salah lagi kalau istana ini dijadikan lambang kota Himeji.

Di atas fondasi yang dibangun di puncak gunung Hime, terdapat menara utama beratap 5 susun yang merupakan bangunan berlantai 7 (6 tingkat ke atas dan 1 lantai bawah tanah), dan 3 bangunan menara-menara kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur). Bangunan beratap 2 susun yang disebut Watari-yagura (secara harafiah: "menara untuk menyeberang") dipakai untuk menghubungkan menara yang satu dengan menara yang lainnya.

Penggunaan Watari-yagura sebagai bangunan penghubung antar menara disebut metode Renritsu. Berdasarkan periode pembangunan dan model konstruksinya, menara-menara Istana Himeji digolongkan sebagai model menara pengawas periode akhir (bahasa Jepang: 期望楼型, goki horo-gata)

Keseluruhan bangunan menara dimaksudkan untuk berlindung dari serangan musuh sehingga temboknya dibangun agar tahan api, anti api dan anti peluru dengan menggunakan plesteran putih shikkui yang sekaligus menambah keindahan istana.

Kebalikan dari Istana Himeji yang berwarna putih, Istana Okayama dijuluki "Istana Burung Gagak" karena dinding istana terbuat dari papan berwarna hitam seperti warna burung gagak. Pembangunan Istana Himeji dilakukan pada masa transisi penggunaan dinding papan (contohnya Istana Okayama) ke penggunaan plesteran putih shikkui untuk dinding luar istana.

Menara Istana Himeji kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika dibandingkan dengan menara-menara istana lainnya di Jepang. Kara-hafu adalah bubungan besar yang membentuk lengkungan yang mulus, sedangkan Chidori-hafu adalah bubungan berbentuk buku terbuka yang ditelungkupkan. Variasi Chidori-hafu dengan atap yang berlapis-lapis disebut O-Chidorihafu.

Persis di bawah lapisan kedua Kara-hafu yang menghadap ke sebelah selatan terlihat teralis berukuran raksasa yang mencolok mata. Katomado adalah jendela unik berbentuk seperti genta yang terdapat di Menara Barat dan Menara Inui. Jendela model Katomado juga bisa ditemui di Istana Hikone dan beberapa istana lain yang menaranya tergolong model menara periode akhir.

Tinggi menara utama jika diukur dari fondasi menara adalah 15,18 meter, sedangkan jika tinggi fondasi menara ikut dihitung maka tinggi keseluruhan menara utama adalah 46 meter 36 cm (diukur dari sisi selatan menara).

Menurut perkiraan, berat menara yang ada sekarang sekitar 5.700 ton, padahal berat sebelumnya mencapai 6.200 ton. Berat menara menjadi berkurang berkat pemugaran besar-besaran zaman Showa yang mengganti genteng dengan bahan yang lebih ringan. Menara utama sekarang ini digunakan untuk pameran beraneka macam barang yang berkaitan dengan Istana Himeji.
[sunting] Nishinomaru

Bangunan yang tersisa di wilayah Nishinomaru hanyalah tinggal Watari-yagura yang dihubungkan oleh Nagatsubone (deretan kamar-kamar sepanjang 300 meter), dan Keshō-yagura yang terletak di ujung paling utara. Kamar-kamar yang ada di Nagatsubone dulunya digunakan para pelayan wanita sebagai kamar tidur.

Honda Tamadasa mendirikan menara Keshō-yagura setelah dari Kuwana di Ise (sekarang ini wilayah Prefektur Mie). Biaya untuk mendirikan menara Keshō-yagura diambil dari mas kawin Putri Sen sebanyak 100.000 koku. Sesuai dengan namanya, di dalam menara Keshō-yagura (bahasa Jepang: 化粧櫓, secara harafiah: "menara berdandan") ditemukan sisa-sisa kosmetik milik Putri Sen sewaktu diadakan pemugaran menjelang Perang Dunia II.

Putri Sen tinggal di dalam wilayah Nishinomaru menempati rumah kediaman yang disebut Chūshomaru (nama lain: Tenjuinmaru, dibangun tahun 1618) atau rumah besar Musashino-Goten yang terdapat di samping Sannomaru, tapi sayangnya sekarang sudah tidak ada lagi yang tersisa dari kedua bangunan tersebut.
[sunting] Koshikuruwa dan Mizukuruwa
Tembok Aburakabe

Di sisi utara menara utama terdapat wilayah Koshikuruwa. Di wilayah ini terdapat sumur-sumur dan gudang-gudang penyimpanan beras dan garam yang dimaksudkan untuk perbekalan di saat istana dalam keadaan terkepung. Pada masa damai, bahan makanan disimpan di gudang-gudang yang ada di sekitar gunung Hime.

Tanah di bawah menara istana terdiri lapisan batu keras sehingga sumur air tidak bisa digali di lokasi ini, melainkan digali di wilayah Mizukuruwa dengan pintu-pintu gerbang yang dibangun untuk menjaga jalur perbekalan antara menara istana dan pintu gerbang Koshikuruwa. Di wilayah Mizukuruwa, pintu gerbangnya diberi nama sesuai nomor urut, mulai Mizu-Ichi-Mon sampai Mizu-Go-Mon.

Di dalam wilayah Koshikuruwa, tepatnya di sisi sebelah dalam pintu gerbang Ho-no-Mon terdapat tembok dari tanah yang dikeraskan yang disebut tembok Aburakabe. Tembok ini sengaja dibiarkan telanjang dengan warna alami coklat tanah, berbeda dengan tembok-tembok lainnya yang diplester shikkui warna putih. Ada berbagai teori yang mencoba menjelaskan metode pembangunan dan alasan tembok Aburakabe dibuat seperti apa adanya, tapi ada juga pendapat yang mengatakan tembok ini peninggalan zaman Hideyoshi.
[sunting] Harakirimaru

Di sebelah tenggara menara utama terdapat menara Obikuruwa-yagura yang mempunyai julukan seram Harakirimaru. Julukan ini lahir karena suasana yang suram dan gelap di sekitar sumur-sumur yang ada di dalam wilayah Koshikuruwa. Tidak mengherankan mengingat tempat ini memang dipersiapkan sebagai tempat bersembunyi untuk mengejutkan musuh dengan hujan tembakan. Tidak pernah ada dalam catatan bahwa di Harakirimaru pernah dilangsungkan ritual harakiri, apalagi tidak mungkin ada orang bersalah di lingkungan istana ini yang harus sampai melakukan seppuku.
Tembok melengkung dengan lubang-lubang berbentuk bulat, segi empat, segi tiga
[sunting] Fasilitas Pertahanan

Di tembok-tembok istana, di banyak tempat dibuat lubang-lubang kecil berbentuk bulat, segitiga, dan persegi empat. Sama (狭間) adalah sebutan untuk lubang-lubang kecil yang digunakan sebagai celah untuk membidik dan menembak musuh. Lubang persegi empat digunakan untuk menembakkan panah, sedangkan lubang bentuk lainnya untuk menembakkan senapan.

Walaupun lubang persegi empat untuk menembakkan senjata juga banyak ditemui di istana-istana lainnya di Jepang, tapi berbagai macam bentuk lubang yang letaknya sulit diduga menjadi keunikan tersendiri Istana Himeji. Desain fasilitas umum yang ada di kota Himeji juga dipengaruhi desain lubang-lubang yang ada di Istana Himeji, misalnya pagar kisi-kisi jembatan atau blok trotoar yang diberi motif lubang-lubang berbentuk bulat, segitiga, atau segi empat.

Di balik keindahan Istana Himeji masih banyak lagi tersembunyi fasilitas rahasia untuk mempertahankan diri. Di dinding menara utama terdapat lubang-lubang tersembunyi yang hanya dibuka dalam keadaan darurat. Musuh akan menerima hujan batu dari atas pintu gerbang dan dari dalam tembok, setelah itu musuh baru diserang antara lain dengan batu, tembakan senapan, dan seduhan air mendidih.
[sunting] Motif pada genteng

Sewaktu membuat genteng, lambang keluarga pemilik istana diukir pada genteng nok ujung yang digunakan pada atap bangunan dan tembok pagar. Pada genteng istana bisa dijumpai lambang klan Ikeda (motif kupu-kupu berekor Agehacho), lambang klan Toyotomi (motif Hashiba) dan lambang klan Honda (motif Mitsuba Aoi). Selain itu, juga bisa dijumpai genteng nok ujung dengan ukiran motif seperti palang.
[sunting] Tempat kediaman pemilik istana

Pada saat itu, tempat kediaman pemilik istana disebut Bizenmaru yang lokasinya ada di wilayah Honmaru persis di bawah menara istana. Ikeda Terumasa kabarnya tinggal di Bizenmaru. Honda Tadamasa memilih istana utama yang dibangun di wilayah Sannomaru sebagai tempat tinggal, karena lokasi Bizenmaru yang ada di atas gunung dianggap tidak praktis. Pemilik istana berikutnya juga tinggal di istana utama atau di rumah kediaman Nishi-yashiki yang ada di Shi-no-Hashi-Mon (wilayah Nakakuruwa).

Sakakibara Masamine yang merupakan pemilik istana pada era Tokugawa Yoshimune membebaskan Takao Dayu, seorang wanita penghibur dari distrik lampu merah Yoshiwara dan menempatkannya di rumah kediaman Nishi-yashiki. Lokasi rumah kediaman Nishi-yashiki dan halamannya yang luas sekarang menjadi taman Koko-en yang ada di sebelah barat istana.

Sekarang ini bisa dijumpai taman bunga Peony Putri Sen yang menempati lokasi bekas reruntuhan istana utama di wilayah Sannomaru, sedangkan di bekas lokasi rumah kediaman Mukai-yashiki dijadikan tanah lapang bernama Sannomaru Hiroba. Lapangan ini merupakan tempat bersantai warga kota Himeji di akhir pekan dan sering dimeriahkan dengan berbagai macam acara dan pertunjukan.
[sunting] Sejarah
Lukisan Istana Himeji di zaman dulu
[sunting] Sebelum zaman Azuchi Momoyama

Pendapat yang bisa dipercaya mengatakan bahwa Istana Himeji dibangun di zaman Istana Utara-Istana Selatan oleh Akamatsu Norimura pada tahun 1336 di lokasi bekas kuil Shomyoji yang dibangun oleh Akamatsu Sadanori. Klan Yamana menguasai istana untuk sementara waktu setelah klan Akamatsu hancur dalam Perang Kakitsu tahun 1441 yang terjadi di zaman Muromachi, tapi klan Akamatsu berhasil merebutnya kembali di tengah kekacau-balauan Perang Onin.

Di paruh pertama abad ke-16, klan Kodera (yang masih sanak keluarga klan Akamatsu) berkuasa di dataran rendah Harima dan Istana Gochaku (sekarang ada di Gochaku, Mikunino-cho, kota Himeji) digunakan sebagai pusat kekuasaan. Kuroda Shigetaka seorang Hikan dari klan Kodera ditunjuk untuk bertugas di Istana Himeji sebagai penjaga istana (berdasarkan catatan ini, ada pendapat yang mengatakan istana mulai dibangun pada saat itu).

Kuroda Shigetaka memperbaiki Istana Himeji agar terlihat pantas untuk ukuran rumah kediaman resmi pejabat, tapi setelah selesai ternyata menjadi istana model abad pertengahan yang memanfaatkan topografi Gunung Hime (pastinya masih dalam ukuran kecil dibandingkan dengan istana yang tersisa sekarang). Sampai tahun-tahun awal zaman Tensho, klan Kuroda dari generasi ke generasi bertugas menjadi penjaga sementara istana. Shigetaka secara berturutan mewariskan istana kepada anak laki-lakinya yang bernama Kuroda Mototaka dan cucunya yang bernama Kuroda Yoshitaka.

Kemudian pada tahun 1576, atas perintah Oda Nobunaga, Hashiba Hideyoshi diutus untuk pergi ke Harima. Di daerah Harima sedang berlangsung perang sengit antara pasukan klan Oda dan pasukan pemberontak daerah Chugoku yang dipimpin klan Mori. Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh klan Oda, sedangkan klan Kodera yang berada di pihak klan Mori berada di ambang kehancuran. Sebagai akibatnya, klan Kodera yang secara turun temurun menjadi Hikan mau tidak mau harus menerima aliansi dengan Hideyoshi. Kuroda Yoshitaka pun kemudian diangkat menjadi tangan kanan Hideyoshi.

Pada tahun 1580, Kuroda Yoshitaka mempersembahkan Istana Himeji sebagai tempat kediaman untuk Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi lalu melakukan pembangunan istana secara besar-besaran. Istana Himeji diperbaiki dengan menggunakan model bangunan istana abad pertengahan dengan menggunakan Gunung Hime sebagai titik pusatnya. Tembok dari susunan batu (Ishigaki) yang sedang populer pada saat itu digunakan untuk memagari istana. Pada waktu itu, Hideyoshi juga membangun menara istana (ada yang mengatakan atapnya masih terdiri dari 3 susun). Pada saat yang bersamaan, kota seputar istana pun dibangun dalam skala besar-besaran di bagian selatan istana. Himeji dipersiapkan menjadi menjadi pusat negeri Harima. Salah satu dari jalan utama antar daerah yang disebut jalan Sanyo-do juga dibelokkan agar melewati kota yang mengelilingi Istana Himeji.

Hideyoshi dalam sekejap berhasil menjadi orang nomor satu setelah berhasil menghabisi Akechi Mitsuhide dalam pertempuran Yamazaki di bulan Juni tahun 1582. Akechi Mitsuhide dianggap perlu dihabisi karena membunuh Oda Nobunaga yang merupakan tuannya sendiri. Pada tahun 1583, Hideyoshi pindah ke Istana Osaka yang dibangunnya dengan maksud untuk menyatukan seluruh Jepang. Istana Himeji lalu diserahkan kepada adik laki-lakinya yang bernama Hashiba Hidenaga (nantinya dikenal sebagai Toyotomi Hidenaga). Pada tahun 1585 Hidenaga dipindahkan ke Yamato Koriyama dan kekuasaan beralih kepada sanak keluarganya yang bernama Kinoshita Iesada.

Pada tahun 1601, Iesada minta dipindahkan. Iesada pindah ke daerah Bichu (sekarang sebelah barat Prefektur Okayama) dengan menerima 25.000 koku. Sebagai penggantinya, penguasaan istana beralih kepada Ikeda Terumasa yang setelah menang dalam Perang Sekigahara menerima 520.000 koku dan hak penguasaan negeri Harima. Di bawah pimpinan Terumasa, Istana Himeji berubah menjadi istana yang megah setelah dilakukan perbaikan secara besar-besaran yang memakan waktu 8 tahun.
[sunting] Zaman Edo

Pada tahun 1617, penerus sisa-sisa klan Ikeda adalah Ikeda Mitsumasa yang masih kanak-kanak. Dengan alasan tidak percaya diri menanggung beban menjaga daerah penting yang dipercayakan kepadaya, Mitsumasa minta dipindahkan ke Istana Tottori di Inaba. Honda Tadatomo (yang berasal dari Kuwana, Ise) dipindahkan ke Istana Himeji dengan menerima 150.000 koku. Seluruh bagian Nishinomaru hampir selesai dibangun ketika Honda Tadatoki menikahi Putri Sen pada tahun 1618.

Dengan alasan posisinya yang strategis, pimpinan wilayah feodal Himeji hanya dipercayakan kepada klan yang masih keluarga dekat Tokugawa dan klan yang secara turun-temurun sudah menjadi daimyo. Penguasaan Himeji secara berputar-putar bergantian dipercayakan kepada klan Okudaira Matsudaira yang menjadi penerus klan Honda, disambung klan Echizen Matsudaira dan klan Sakakibara, lalu kembali ke klan Echizen Matsudaira, dan sekali lagi kepada klan Honda, kemudian dikembalikan ke klan Sakakibara, dan sekali lagi kepada klan Echizen Matsudaira.

Keadaan menjadi stabil dan klan yang memimpin Himeji untuk sementara tidak berganti-ganti sejak klan Sakai dari Istana Maebashi di Kozuke (sekarang Prefektur Gunma) masuk ke Istana Himeji pada tahun 1749. Beban berat memerintah wilayah Himeji menyebabkan klan Sakai hampir bangkrut. Wilayah Himeji ternyata tidak cukup diperintah dengan anggaran sebanyak 150.000 koku, apalagi sebagai daimyo turun temurun klan Sakai sering dibebani tugas-tugas berat dari pemerintah Bakufu.

Istana Himeji juga mengalami berkali-kali pemugaran di zaman Edo, tapi keadaan teknik bangunan pada saat itu tidak dapat menghentikan amblasnya fondasi dari batu yang tidak kuat menahan beban berat menara utama. Tiang-tiang penyangga dan balok penopang bahkan sudah sangat lapuk, sampai-sampai di paruh akhir zaman Edo ada lagu rakyat yang antara lain liriknya berbunyi "Istana di Himeji yang miring ke timur, apakah engkau sedang rindu pada Edo."

Di akhir zaman Bakufu semasa Perang Toba-Fushimi, penguasa Istana Himeji adalah Sakai Tadato yang berkedudukan di Edo karena memegang jabatan Roju (tangan kanan sekaligus pelaksana pemerintahan) untuk shogun Tokugawa Yoshinobu. Pada saat itu, shogun berada di pihak Bakufu yang dimusuhi kaisar. Sebagai akibatnya, Istana Himeji dikepung oleh 1.500 prajurit gabungan di bawah pimpinan penguasa wilayah Okayama dan penguasa wilayah Tatsuno. Dalam keadaan terjepit, para menteri senior yang disebut Karo yang dipercayakan menjaga wilayah Himeji sudah memutuskan untuk menyerahkan istana. Tapi pada saat yang sama, pemimpin pasukan Okayama bernama Ikeda Shigemasa yang masih keturunan Ikeda Terumasa (pendiri Istana Himeji) melepaskan beberapa kali tembakan artileri peluru kosong ke arah istana Himeji dengan tujuan untuk menakut-nakuti. Di antara peluru-peluru kosong yang ditembakkan ternyata tercampur peluru mortir sungguhan yang salah satunya tepat mengenai sasaran menghantam pintu gerbang Fukuchu-Mon di bagian barat daya istana. Pada akhirnya memang semua berakhir dengan damai, istana diserahkan tanpa perlawanan dan perang perebutan Istana Himeji dapat dihindari.
[sunting] Zaman Meiji

Pada tahun 1871, pemerintah Meiji menghapus sistem wilayah feodal Han dan menggantinya dengan sistem prefektur. Sebagai kelanjutannya, di tahun 1873 pemerintah juga menghapus sistem istana, sehingga istana-istana yang tersebar di seluruh Jepang menjadi tidak berguna lagi dan harus dihancurkan.

Istana Himeji lalu dijual secara lelang. Lelang dimenangkan seorang penduduk yang tinggal di Yonedamachi (masih sekitar lingkungan istana) dengan harga 23 yen 50 sen. Pemenang lelang cuma bermaksud mencari keuntungan dengan menjual genteng-genteng istana. Pekerjaan membongkar genteng ternyata memakan banyak biaya sehingga genteng tidak jadi dijual dan istana dibiar-biarkan begitu saja. Hak kepemilikan istana lalu dihapus dengan alasan pemilik menelantarkan istana yang sudah dibeli. Tiba-tiba di tahun 1927, menurut berita di suatu surat kabar, ada orang yang mengaku sebagai anak laki-laki pemenang lelang bermaksud menuntut hak kepemilikan Istana Himeji, tapi menurut surat kabar lain yang terbit beberapa hari kemudian, tuntutan itu ternyata sama sekali tidak beralasan .

Pasukan angkatan darat berulang kali dipusatkan di bekas Istana Himeji, karena lokasinya cocok sekali untuk dijadikan pangkalan militer. Pada tahun 1874, resimen infantri ke-10 ditempatkan di daerah bekas istana. Pada saat itu, bangunan-bangunan yang terdapat di Sannomaru, antara lain istana utama, rumah kediaman bernama Musashino-Goten dan Mukai-yashiki serta beberapa bangunan lainnya dirobohkan. Selain itu, Bizenmaru yang dulunya merupakan rumah kediaman Ikeda Terumasa terbakar habis di tahun 1882.

Di lain pihak, usaha-usaha pelestarian bangunan istana mulai terlihat sekitar tahun 1877 setelah gejolak besar-besaran yang terjadi di tahun-tahun awal restorasi Meiji mulai menjadi agak tenang. Di sebelah dalam pintu gerbang Mugi-no-Mon masih bisa tersisa batu monumen peringatan untuk mengenang jasa Kolonel Nakamura Shigeto yang menaruh perhatian pada pemugaran Istana Himeji. Pada tahun 1878, Kolonel Nakamura Shigeto yang menjabat penanggung jawab pekerjaan pemugaran/pembangunan angkatan darat menyarankan kepada atasannya, kepala markas angkatan darat Yamagata Aritomo agar melestarikan Istana Nagoya dan Istana Himeji.

Pemugaran istana dapat dimulai karena permohonan yang diajukan Yamagata Aritomo ternyata diluluskan oleh Dajokan (kantor perundang-undangan, administrasi dan kehakiman), tapi anggaran yang ditunggu-tunggu ternyata tidak kunjung turun. Setelah anggaran turun, biaya pelestarian istana ternyata besarnya tidak sampai setengah dari jumlah yang diminta, dan itu pun masih harus diutak-utik dari dana milik angkatan darat. Walaupun keadaan sedang sulit, pemugaran mau tidak mau harus dikerjakan agar tidak kalah berlomba dengan pelapukan yang terus berlanjut di sana sini.

Berkat petisi anggota parlemen dari berbagai wilayah yang prihatin dengan nasib istana yang ada di wilayahnya, pada tahun 1910 pemugaran istana di zaman Meiji akhirnya dapat dimulai dengan anggaran negara sebesar 93.000 yen. Anggaran yang disediakan ternyata masih kurang cukup. Kemiringan menara utama yang terus berlanjut berhasil dihentikan, tapi pekerjaan menegakkan menara utama yang miring tidak bisa diteruskan karena kurang biaya. Pada tahun 1919 markas angkatan darat membantu perbaikan wilayah Nishinomaru dan setelah pekerjaan selesai, resimen infantri ke-10 dipindahkan ke Okayama.
[sunting] Istana Tidak Pernah Perang

Istana Himeji berhasil lolos dua kali dari bencana kerusakan yang diakibatkan peperangan di zaman Bakufu dan Perang Dunia II sehingga mendapat julukan "istana tidak pernah perang" (bahasa Jepang: 不戦の城; fusen no shiro).

Sewaktu Perang Dunia II, Istana Himeji disamarkan dari udara dengan menutup bagian-bagian yang strategis dengan jaring-jaring berwarna hitam. Alasannya, istana sudah pasti akan menjadi sasaran empuk serangan udara Amerika karena tembok-temboknya yang berwarna putih terlihat mencolok dari udara, apalagi angkatan darat juga menempatkan pasukannya di dalam wilayah istana.

Serangan udara besar-besaran atas Himeji terjadi tanggal 3 Juli 1945, akibatnya kota seputar Istana Himeji musnah menjadi abu. Di dalam wilayah istana, serangan udara menghanguskan bangunan sekolah menengah pertama yang menempati bekas lokasi istana utama. Kebakaran yang terjadi di wilayah Nishinomaru juga segera dapat dipadamkan, sehingga bangunan istana secara ajaib luput dari lalapan api. Pagi keesokan harinya, kabarnya penduduk kota tidak mampu menahan air mata haru menyaksikan Istana Himeji yang masih berdiri dengan selamat di tengah-tengah kota yang telah rata dengan tanah.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa Istana Himeji tidak pernah dijadikan sasaran serangan udara karena merupakan peninggalan budaya yang penting. Pendapat yang banyak dikutip ini menjadi sumber perdebatan karena serangan udara ternyata juga menghancurkan istana-istana yang terdapat di kota-kota lain di Jepang (misalnya Istana Nagoya), serta bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Jerman.
[sunting] Pemugaran besar-besaran zaman Showa

Pada tahun 1928, Istana Himeji ditunjuk sebagai peninggalan bersejarah di bawah pengawasan kementerian pendidikan, sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh kota Himeji. Menara utama kemudian ditetapkan sebagai pusaka negara pada tahun 1931. Undang-undang perlindungan peninggalan budaya yang diberlakukan sejak tahun 1950 memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar situs peninggalan budaya yang terpenting.

Peluang untuk memulai pemugaran besar-besaran zaman Showa mulai terbuka di tahun 1934 setelah tembok batu Watari-yagura yang terletak di Nishinomaru roboh secara beruntun akibat hujan deras. Pemugaran dilakukan dengan membongkar bangunan yang ada kemudian memasangnya kembali setelah memperbaiki bagian-bagian yang rusak. Pekerjaan dimulai dari bangunan-bangunan di luar menara utama, tapi pekerjaan terpaksa dihentikan di tahun 1944 karena keadaan Jepang yang makin memburuk dalam Perang Dunia II. Istana Himeji ternyata beruntung dapat lolos dari serangan udara, sehingga pada tahun 1950 proyek pemugaran dapat dimulai kembali. Pada tahun 1955, pemugaran semua bangunan dinyatakan selesai kecuali pemugaran menara utama.

Pemugaran besar-besaran menara istana dimulai pada tahun 1956. Pada saat itu seluruh bagian atap menara istana yang berukuran raksasa dibongkar, diperbaiki, dan dipasang kembali. Pada saat pekerjaan pemugaran, para pekerja menemukan berbagai macam catatan yang ditulis pada bagian-bagian bangunan istana. Catatan-catatan ini nantinya sangat bermanfaat bagi penelitian tentang Istana Himeji. Fondasi dari batu terpaksa dibongkar karena menurut perhitungan tidak mampu lagi menahan berat menara utama. Fondasi baru dari konstruksi beton bertulang baja dibangun untuk menggantikan fondasi dari batu yang dibongkar dan dipindahkan ke sebelah utara lapangan Sannomaru.

Sewaktu menara utama dibongkar, salah satu tiang penyangga utama (bahasa Jepang: 心柱, shinbashira) yakni tiang penyangga utama sebelah barat ternyata ditemukan sudah membusuk dari dalam sehingga tidak bisa dipakai lagi. Perburuan batang kayu berukuran raksasa pun dimulai untuk mencari penggantinya. Pada mulanya, pohon Hinoki (Japanese cypress) yang terdapat di lingkungan kuil Kasagata Jinja (kota Ichikawa, Kanzaki-gun, Prefektur Hyogo) diusulkan untuk ditebang menjadi tiang penyangga utama yang baru. Pohon ini kemudian dianggap tidak cocok karena batang bagian atas membengkok dan batang bagian bawah dicurigai sudah membusuk. Pada akhirnya baru di tahun 1959, di tengah-tengah hutan yang termasuk wilayah kota Tsukechi (sekarang kota Nakatsugawa), Ena-gun, Prefektur Gifu berhasil ditemukan pohon Hinoki yang memenuhi persyaratan. Pohon ini sayangnya patah waktu ditebang. Satu batang pohon Hinoki lain yang ditemukan di dekatnya juga patah sewaktu diangkut. Sebagai usaha terakhir, tidak ada pilihan lain kecuali menyambung bagian bawah pohon yang patah sewaktu diangkut dengan pohon yang ditemukan di kuil Kasagata Jinja. Tiang penyangga utama yang lama sebetulnya juga terdiri dari dua batang pohon yang disambung. Penyambungan justru memudahkan pemasangan bagian bangunan yang lain. Batang-batang pohon Hinoki yang dijadikan tiang penyangga utama diangkut masuk ke dalam Istana Himeji dengan dirayakan oleh banyak warga kota Himeji.

Pemugaran menara utama juga bertujuan agar menara utama tahan gempa. Salah satu caranya adalah mengurangi berat menara. Genteng lama diganti dengan genteng penemuan baru yang lebih ringan dan pengencang dari logam (metal fittings) dipasang untuk pertama kalinya di Istana Himeji. Tembok-tembok istana dianggap bisa bertahan dalam gempa, sehingga hampir-hampir dibiarkan apa adanya. Pada tahun 1964 pemugaran menara utama dinyatakan selesai.

Total biaya pemugaran menara utama adalah sekitar 530 juta yen. Sedangkan total biaya pemugaran seluruhnya adalah sekitar 1 milyar yen (berdasarkan nilai tukar tahun 1964), yang didapat dari menjumlahkan biaya pemugaran sebelum perang (dengan memperhitungkan nilai tukar yen tahun 1964 dengan harga-harga sebelum perang) dengan biaya pemugaran sesudah perang.
[sunting] Cerita-cerita rakyat seputar Istana Himeji

* Dewa pelindung Osakabe-myojin (刑部明神)

Di lantai paling atas menara utama terdapat altar untuk dewa pelindung Istana Himeji.

* Miyamoto Musashi menaklukkan monster

Cerita ini dianggap cuma legenda karena zamannya tidak cocok. Ceritanya Musashi magang di Istana Himeji di zaman Toyotomi Hideyoshi masih muda. Di suatu malam, Musashi menerima perintah untuk menaklukkan monster yang muncul di menara utama. Musashi ternyata berhasil mengusir monster. Di lantai paling atas, Musashi bertemu dengan dewa pelindung Osakabe-myojin dalam sosok seorang putri. Musashi menerima hadiah pedang berukir nama pandai besi pembuatnya (Go-yoshihiro) sebagai ucapan terima kasih sudah menaklukkan monster.

* Ubagaishi (Batu si Nenek)

Hashiba Hideyoshi mengalami kesulitan mengumpulkan batu-batu untuk membangun menara beratap tiga susun di gunung Hime. Nenek miskin yang berjualan kue moci panggang di bawah istana mendengar kabar ini. Si nenek lalu menyumbangkan batu gilingan yang sudah tidak dipakai lagi kepada Hideyoshi yang menerimanya dengan gembira. Berita ini menyebar ke mana-mana , semua orang berlomba menyumbangkan batu untuk dijadikan tembok istana. Di tembok batu yang terdapat di sebelah utara Menara Inui bisa dijumpai batu gilingan yang menjadi bagian bangunan tembok. Bukan cuma batu gilingan saja saja yang harus dikumpulkan, sekarang ini juga masih bisa dijumpai peti-peti mati dari batu yang dimanfaatkan sebagai tembok istana.

* Legenda tukang kayu Sakurai Genbei

Setelah kerja pembangunan menara istana selesai, kepala tukang kayu bernama Sakurai Genbei mengajak istrinya berjalan-jalan ke istana. Setelah melihat menara hasil pekerjaan suaminya, tiba-tiba sang istri berkomentar, "Kalau tidak salah menaranya kelihatan sedikit miring ke sebelah tenggara." Genbei merasa sangat terkejut dan tidak menduga bahkan istrinya sendiri bisa mengetahui pekerjaan menara ternyata tidak sempurna. Sambil menggigit pahat perkakas kebanggaannya, Genbei memanjat menara utama lalu terjun bebas bunuh diri.

Cerita ini berasal dari zaman Hideyoshi dan tokoh-tokohnya memang benar pernah ada. Sakurai Genbei memang pernah jadi kepala tukang kayu di zaman Ikeda Terumasa, tapi tidak ditemukan bukti Genbei pernah terjun bebas dari menara utama. Menara yang miring ke arah tenggara memang sejak dulu ramai diperbincangkan orang, tapi batu fondasi yang amblas sebagai penyebabnya barulah diketahui sewaktu dilakukan pemugaran besar-besaran di zaman Showa.

* Banshu sara-yashiki

Di Jepang terdapat cerita hantu memecahkan piring dalam berbagai versi sesuai dengan lokasi kejadiannya. Menurut versi Istana Himeji, pembantu wanita bernama O-kiku dibunuh setelah dituduh memecahkan piring pusaka. Mayatnya kemudian diceburkan ke dalam sebuah sumur tua. Di tengah kegelapan malam, dari dasar sumur terdengar suara hantu pembantu wanita yang sedang menghitung piring-piring yang dipecahkan satu demi satu. Di dalam Istana Himeji (tepatnya di wilayah Honmaru) memang benar ada sumur tua yang bernama O-kiku, tapi kebenaran cerita ini memang harus dibuktikan sendiri.
[sunting] Lokasi Film

* Film samurai yang tidak terhitung jumlahnya

Istana Himeji yang dari luar kelihatan mirip Istana Edo membuat istana ini sering dipakai untuk lokasi film, misalnya film seri televisi dengan judul-judul Abarenbo Shogun, Mito Komon, dan Oku. Pada tahun 1937 pernah terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa. Korban terkena batu yang terpental akibat ledakan sewaktu syuting film samurai di dalam lingkungan istana.

* James Bond 007 "You Only Live Twice"

James Bond pernah turun dari helikopter di lapangan Sannomaru. Pada waktu pengambilan film, ada bagian dari dinding istana yang rusak terkena lemparan Shuriken (sejenis senjata milik ninja). Peristiwa ini mungkin menjadi sebab permintaan pembuat film luar negeri untuk menggunakan Istana Himeji sebagai lokasi syuting selalu ditolak.

* "Project-X" (Film seri dokumenter televisi NHK)

Episode yang menceritakan perbaikan besar-besaran Istana Himeji di zaman Showa ditayangkan pada tanggal 11 September 2001.
[sunting] Tujuan Wisata
Istana Himeji di musim Sakura

Istana Himeji terkenal sebagai tempat melihat bunga Sakura di musim semi.

Setahun dua kali, pada tanggal 1 Januari dan 6 April, pengunjung bisa memasuki istana dengan gratis.

Kereta Sanyo Shinkansen dan kereta JR jalur Sanyo-honsen berhenti di stasiun JR Himeji. Dari stasiun JR Himeji, Istana Himeji dapat dicapai dengan berjalan kaki (20 menit).Istana Osaka (大阪城 ,Ōsaka-jō?) adalah istana yang terletak di dalam Taman Istana Osaka, distrik Chuo-ku, kota Osaka, Jepang. Istana Osaka berada di ujung paling sebelah utara daerah Uemachi, menempati lokasi tanah yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah sekelilingnya.

Istana Osaka merupakan bangunan peninggalan budaya yang dilindungi oleh pemerintah Jepang. Menara utama Istana Osaka yang menjulang tinggi merupakan simbol kota Osaka.

Istana Osaka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana Osaka yang ada sekarang terdiri dari menara utama yang dilindungi oleh dua lapis tembok tinggi yang dikelilingi oleh dua lapis parit, parit bagian dalam (Uchibori) dan parit bagian luar (Sotobori). Air yang digunakan untuk mengaliri parit istana diambil dari Sungai Yodo mengalir di sebelah utara Istana Osaka.

Menurut orang Jepang zaman dulu, Istana Osaka (大坂城; Ōsaka-jō atau Ōzaka-jō) berada di provinsi Setsu (nama zaman dulu untuk Osaka dan sekelilingnya), wilayah Higashinari Goori, Osaka. Sesuai dengan penggantian karakter Kanji yang digunakan untuk menulis kota Osaka dalam bahasa Jepang, nama Istana Osaka sekarang ditulis sebagai 大阪城 (Ōsaka-jō).Pada tahun 1496, pendeta Buddha yang bernama Rennyo membangun rumah kediaman pendeta di lokasi yang bernama Osaka (tanjakan besar). Pendeta Rennyo yang mempunyai banyak pengikut kemudian memperluas rumah kediamannya menjadi kuil besar bernama Osaka Honganji (Ishiyama Honganji).

Di zaman Sengoku (tahun 1583), Oda Nobunaga membangun istana di lokasi yang menempati reruntuhan kuil Osaka Honganji. Pada waktu itu, benteng utama (Honmaru) yang dibangun dari batu-batu besar diselesaikan dalam waktu satu setengah tahun. Istana ini kemudian dinamakan Istana Osaka. Pada abad ke-17, pemukiman penduduk yang berlokasi di sekitar Istana Osaka berkembang menjadi sebuah kota, yang kemudian menjadi semakin luas hingga dijadikan sebuah prefektur di abad ke-19.
[sunting] Istana Osaka Generasi Pertama

Pembangunan Istana Osaka generasi pertama memakan waktu 15 tahun, dimulai tahun 1583 dan selesai tahun 1598. Pembangunannya dimulai oleh Toyotomi Hideyoshi sewaktu Hideyoshi masih merupakan bawahan Oda Nobunaga.

Pada saat itu, Istana Osaka jauh lebih luas dibandingkan dengan Istana Osaka yang ada sekarang. Toyotomi Hideyoshi berkuasa setelah Oda Nobunaga tutup usia dan menjadikan Istana Osaka sebagai pusat pemerintahan. Toyotomi Hideyoshi tidak tinggal di Istana Osaka, melainkan di tempat-tempat kediamannya yang ada di Kyoto: Jurakudai (yang juga disebut Jurakutei) dan Istana Fushimi.

Menurut catatan oleh daimyo yang bernama Otomo Sorin (1530-1587), Istana Osaka merupakan bangunan istana yang paling megah tiada banding pada zaman itu, menara utamanya terdiri dari 5 tingkat yang atapnya dilapisi dengan emas. Sebelum Toyotomi Hideyoshi meninggal, pembangunan Istana Osaka diteruskan dengan pengembangan wilayah Ninomaru, Sannomaru, Sogamae (pertahanan paling luar Istana Osaka yang berupa bangunan tembok dari tanah yang dikeraskan), dan penggalian 3 lapis parit sebagai pertahanan istana.

Setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal karena usia lanjut pada tahun 1599, Hideyoshi digantikan oleh puteranya yang bernama Toyotomi Hideyori yang pindah dari Istana Fushimi ke Istana Osaka yang baru saja selesai. Pada saat itu Tokugawa Ieyasu mendirikan pemerintahan yang disebut Keshogunan Togukawa yang bertentangan dengan Toyotomi Hideyori yang memerintah provinsi Setsu. Dalam Pertempuran Musim Dingin Osaka tahun 1614, Tokugawa Ieyasu memimpin serangan besar-besaran menyerbu Toyotomi Hideyori yang hanya mampu bertahan di dalam Istana Osaka.

Dalam perjanjian perdamaian dengan Tokugawa Ieyasu, Toyotomi Hideyori yang kalah perang, setuju untuk menghancurkan Sannomaru, Sogamae dan parit lapis ketiga yang melindungi Istana Osaka. Berdasarkan perjanjian ini, pertahanan istana berupa parit luar (sotobori) yang ada di daerah Ninomaru juga harus diuruk sehingga Istana Osaka tidak dapat lagi digunakan untuk perang, sehingga yang tersisa hanyalah parit dalam (uchibori) dan benteng utama (Honmaru) saja.

Toyotomi Hideyori kemudian berusaha kembali membangun pertahanan militer di Istana Osaka yang dianggap Tokugawa Ieyasu melanggar perjanjian damai yang telah disetujui. Pada tahun berikutnya, Tokugawa Ieyasu mengirim pasukan besar-besaran untuk menghancurkan Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Musim Panas Osaka tahun 1615.
[sunting] Istana Osaka Generasi Kedua
Tempat Toyotomi Hideyori dan Ibundanya ditemukan tewas bunuh diri

Istana Osaka jatuh pada Pertempuran Musim Panas Osaka di tahun 1615 dan Toyotomi Hideyori ditemukan tewas bunuh diri bersama-sama dengan ibundanya yang bernama Yodo dono. Tokugawa Ieyasu kemudian menghancurkan Istana Osaka yang baru saja selesai dibangun.

Sisa-sisa Istana Osaka beralih ke tangan Matsudaira Tadaaki yang merupakan cucu Tokugawa Ieyasu. Pemerintahan daerah pada zaman kekuasaan Keshogunan Tokugawa sebagian besar didelegasikan kepada para daimyo, tetapi mengingat nilai strategis Istana Osaka, Keshogunan Tokugawa menjadikan wilayah Osaka dan sekitarnya pada tahun 1619 sebagai wilayah Tenryo (wilayah yang diperintah langsung oleh pemerintah pusat).

Pada tahun 1620, pembangunan Istana Osaka dimulai kembali oleh Tokugawa Hidetada (1579 - 1632) dengan gambar rancangan yang baru. Sebagai anak ketiga dari Tokugawa Ieyasu, Tokugawa Hidetada lebih banyak dikenal sebagai shogun kedua mengikuti jejak ayahnya yang merupakan shogun pertama Jepang.

Pembangunan kembali Istana Osaka dilakukan dalam 3 tahap dengan memobilisasi 64 daimyo untuk merekonstruksi bangunan istana berikut tembok-tembok benteng yang dibuat dari potongan-potongan batu berukuran raksasa. Semua sisa-sisa fondasi istana dan parit generasi pertama yang dibangun pada era Toyotomi Hideyoshi dihancurkan dan ditimbun lagi dengan tanah baru, sehingga Istana Osaka dibangun kembali di tempat yang lebih tinggi.

Rekonstruksi istana memakan waktu 10 tahun (1620-1629). Menara utama dibuat menjadi lebih tinggi dengan maksud untuk menghapus semua kenangan rakyat pada Toyotomi Hideyoshi. Luas istana juga berkurang menjadi tinggal seperempatnya. Konon untuk membangun kembali Istana Osaka dan tembok-tembok yang mengelilinginya diperlukan 500.000 batu-batu dalam berbagai jenis dan ukuran. Pembangunan menara utama berhasil diselesaikan pada tahun 1626, tetapi pada tahun 1665 terbakar habis akibat disambar petir.

Penguasa Istana Osaka adalah shogun Tokugawa, tetapi berhubung pemerintah Tokugawa berkedudukan di Edo, istana sehari-harinya diperintah oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh shogun. Pejabat pelaksana pemerintahan istana disebut Osaka-jō Dai yang dipilih dari daimyo paling senior (fudai daimyo) dan bergaji tinggi (taishin). Di bawah pejabat Osaka-jō Dai terdapat dua orang pejabat yang disebut Osaka Teiban dan 4 orang pejabat Osaka Kaban yang berfungsi sebagai pemelihara keamanan.

Sebelum jatuhnya Keshogunan Tokugawa pada Pertempuran Toba-Fushimi tahun 1868 yang sekaligus menandai akhirnya zaman Edo, shogun Tokugawa yang memimpin pasukan Keshogunan Tokugawa sempat mundur ke Istana Osaka sebelum akhirnya melarikan diri ke Edo dengan menggunakan perahu.

Bangunan indah yang terdapat di dalam Istana Osaka yang bernama Honmaru Goten (Istana di Benteng Utama) dibakar habis pada pada zaman restorasi Meiji. Sisa-sisa Istana Osaka yang masih ada kemudian dikuasai oleh pemerintah baru Meiji.
[sunting] Istana Osaka Generasi Ketiga

Pemerintah Meiji menggunakan kawasan di dalam reruntuhan Istana Osaka sebagai fasilitas militer dan rakyat biasa dilarang masuk. Pada tahun 1928, walikota Osaka pada saat itu yang bernama Seki Hajime mengusulkan agar Istana Osaka dibangun kembali. Dari hasil sumbangan penduduk Osaka terkumpul uang sebanyak 1.500.000 yen yang digunakan untuk memindahkan fasilitas divisi IV angkatan darat Jepang dan membangun menara utama.

Pada tahun 1931, Istana Osaka dibangun kembali dengan menggunakan beton bertulang baja. Walaupun bangunannya berada di atas fondasi istana yang dibangun di zaman Tokugawa, menara utama Istana Osaka dibuat semirip mungkin dengan gambar asli Istana Osaka yang dibangun Toyotomi Hideyoshi.

Proyek pemugaran menara utama Istana Osaka merupakan proyek pemugaran istana yang pertama dilakukan di zaman Showa. Dari lantai 1 sampai lantai 4, dinding menara utama Istana Osaka menggunakan plesteran warna putih gaya zaman Tokugawa, sedangkan lantai 5 menggunakan pernis warna hitam gaya zaman Toyotomi yang berhias gambar harimau dan burung Jenjang dari lembaran kertas emas. Setelah menara utama selesai dibangun, di dalamnya dijadikan museum barang-barang peninggalan bersejarah Toyotomi Hideyoshi.

Pada Perang Dunia II, empat bangunan Yagura di wilayah Ninomaru terbakar habis tapi untungnya bangunan menara utama selamat dari serangan udara. Dalam serangan udara yang terjadi pada hari-hari menjelang berakhirnya Perang Dunia II, bom jenis 1 ton yang banyak dijatuhkan di sekitar Istana Osaka menjadikan Istana Osaka dan daerah sekitar stasiun kereta api Kyobashi menjadi lautan api. Penumpang kereta api yang berusaha menyelamatkan diri juga tidak luput menjadi korban. Foto akibat serangan udara yang diambil dari atap kantor cabang surat kabar Mainichi yang diberi judul "Asap Hitam Tebal Membubung dengan Latar Belakang Menara Utama Istana Osaka" menjadi foto klasik yang terkenal dengan judul "Pertempuran Musim Panas Osaka" (Ōsaka natsu no jin) untuk mengingatkan orang pada pertempuran besar-besaran pada musim panas 1615 antara pasukan Toyotomi Hideyori dan pasukan Tokugawa Ieyasu.

Pada tahun 1948 sesudah zaman pendudukan selesai, Istana Osaka dikembalikan ke pemerintah Jepang dan mulai direstorasi. Parit luar dan daerah luas yang ada disekeliling Istana Osaka dijadikan taman bernama Taman Istana Osaka. Pada tahun 1950 setelah angin topan Jane kembali merusak Istana Osaka, pemerintah Jepang mulai serius melakukan proyek restorasi dan penelitian secara ilmiah. Pada tahun 1959, penggalian arkeologi berhasil menemukan sisa-sisa reruntuhan bangunan zaman Toyotomi Hideyoshi.

Penyelesaian proyek restorasi Istana Osaka memakan waktu 3 tahun, dimulai tahun 1995 dan selesai tahun 1997, yang antara lain membangun fasilitas lift untuk penyandang cacat, orang lanjut usia dan rombongan wisatawan.

Menara utama Istana Osaka yang ada sekarang sudah berusia lebih dari 70 tahun. Jika dibandingkan dengan menara utama yang dibangun pada zaman Toyotomi atau zaman Tokugawa, menara utama yang dibangun di zaman Showa merupakan bangunan menara utama yang paling panjang umur.

Walaupun pastinya terletak di dalam lingkungan taman atau di sekitar Istana Osaka yang ada sekarang, sampai saat ini letak sebenarnya dari istana generasi pertama yang dibangun oleh Toyotomi Hideyoshi masih belum diketahui. Istana Osaka generasi pertama mungkin ada di sekitar parit luar (sotobori), di bawah jalan raya, atau di bawah tanah kompleks perkantoran Osaka Business Park (OBP) yang tidak terjangkau penggalian arkeologi.
[sunting] Peninggalan bersejarah
Pintu Gerbang Ōtemon. Di atasnya terdapat Tamon Yagura
Menara pengawas Sengan Yagura

* Pintu Gerbang Otemon

Di sudut sebelah barat daya Ninomaru, terdapat Pintu Gerbang Otemon (Gerbang Besar) yang merupakan pintu masuk utama ke seluruh kompleks istana. Menara pengawas yang ada di atas Pintu Gerbang Otemon disebut Tamon Yagura. Di sebelah utara Tamon Yagura terdapat menara pengawas bertingkat dua Sengan Yagura dengan gaya arsitektur zaman Tokugawa.
Batu Gurita (Takoishi)

* Pintu Gerbang Bunga Sakura (Sakuramon)

Sakuramon adalah pintu gerbang ke bagian selatan benteng utama (Honmaru) yang diperkuat tembok batu yang di atasnya terdapat menara pengawas (Yagura). Pintu gerbang Sakuramon merupakan contoh pintu gerbang bergaya Masugata, karena dikelilingi tembok di empat sisi, mirip dengan tempat beras (bahasa Jepang: Masu). Pintu gerbang Sakuramon juga merupakan hasil rekonstruksi karena bangunan aslinya habis terbakar pada zaman restorasi Meiji.

Tembok yang ada di sebelah utara dibangun dari batu-batu berukuran raksasa. Batu yang terbesar berukuran 59,4 meter persegi yang disebut Takoishi (Batu Gurita). Takoishi merupakan batu terbesar yang pernah digunakan dalam membangun tembok istana di Jepang. Selain batu Takoishi, juga terdapat batu-batu besar lain, seperti batu yang diberi nama Furisodeishi (Batu Kimono Lengan Panjang Anak Perempuan).

* Ichiban Yagura dan Rokuban Yagura

Di depan pintu gerbang Sakuramon terdapat jembatan yang menjembatani parit kering (Karahori) yang memisahkan Honmaru dan bagian selatan Ninomaru. Di zaman Tokugawa, terdapat 7 menara pengawas (Yagura) yang ada di setiap sudut wilayah Ninomaru, tapi sekarang hanya tinggal dua menara pengawas yang ada: Ichiban Yagura (menara pengawas nomor 1) dan Rokuban Yagura (menara pengawas nomor 6).

* Sumur Kinmeisui

Di samping menara utama Istana Osaka terdapat sumur tua bernama Kinmeisui yang dalamnya 33 meter. Sampai saat ini, sumur Kinmeisui masih terus mengeluarkan air dan tak pernah kering. Konon di dasar sumur dulunya diletakkan kepingan-kepingan emas yang berfungsi sebagai penawar racun, kalau-kalau ada musuh yang berusaha untuk meracuni air sumur.
Menara Pengawas Inui (Inui Yagura)

* Taman Nishinomaru

Di bagian sebelah barat Ninomaru terdapat area yang disebut Nishinomaru. Dulunya, Taman Nishinomaru yang terdapat di sebelah selatan Ninomaru merupakan rumah tinggal pegawai istana. Di musim semi, Taman Nishinomaru sangat terkenal dengan bunga Sakura jenis Someiyoshino. Di dalam Taman Nishinomaru terdapat bekas gudang mesiu (Ensho Gura) dan menara pengawas bernama Inui Yagura (dibangun tahun 1620) yang merupakan bangunan tertua yang terdapat di Istana Osaka.

* Wilayah Ninomaru dan Jembatan Gokurakubashi

Jembatan Gokurakubashi yang ada di atas Parit Dalam (Uchibori) merupakan tempat berfoto favorit para wisatawan yang baru saja sampai di Istana Osaka. Jembatan ini menghubungkan wilayah Yamazatomaru (yang ada di sebelah barat Honmaru) dengan Ninomaru. Di bagian timur Ninomaru terdapat Taman Bunga Plum yang memiliki lebih dari seribu batang pohon dari 80 jenis pohon Plum. Di awal Januari sampai Maret di saat bunga Plum mekar, taman ini ramai dikunjungi wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan dan harumnya bunga Plum.

Watcha!